REPUBLIKA.CO.ID, JUCHITAN -- Sedikitnya 61 orang tewas ketika gempa paling kuat melanda Meksiko dalam lebih dari 85 tahun. Gempa berkekuatan 8,1 pada skala Richter tersebut juga menghancurkan gedung seperti dikutip Reuters, Sabtu (9/9). Evakuasi massal dilakukan di negara bagian Oaxaca dan Chiapas yang miskin, yang memicu peringatan sejauh Asia Tenggara.
Getaran gempa mengguncang Mexico City, Guatemala dan El Salvador, namun kota Oaxacan di Juchitan yang menderita kerusakan parah akibat gempa dengan bagian balai kota, hotel, gereja, sebuah bar dan bangunan lainnya hancur menjadi puing-puing.
Dalia Vasquez, seorang juru masak berusia 55 tahun, mengatakan dia melihat pekerja darurat mengevakuasi jenazah tetangganya yang sudah tua dan anaknya yang setengah baya dari rumah mereka yang roboh.
Rumah Vasquez menderita rusak parah. Karena takut dengan kemungkinan gempa susulan, ia berencana untuk tidur dengan puluhan oranglain di jalanan dan taman. "Kami tidak punya apa-apa sekarang. Kami tidak punya tabungan," katanya.
Presiden Enrique Pena Nieto terbang ke kota yang rusak berat tersebut untuk mengawasi upaya penyelamatan. Walikota kota itu, Gloria Sanchez, menyebut bencana gempa yang terjadi merupakan momen paling mengerikan dalam sejarah Juchitan.
Fasad bangunan hancur, ubin jatuh dan pecahan kaca dari toko dan bank-bank memenuhi trotoar Juchitan. Sementara itu, tentara bersenjata berat terlihat berpatroli dan berjaga-jaga di daerah yang ditutup karena kerusakan.
Penduduk masih terlihat trauma akibat bencana ini. Mereka khawatir dengan adanya gempa susulan. "Itu brutal, brutal. Rasanya seperti monster, seperti kereta yang melewati atap kita," kata Yesus Mendoza, 53.
Menurut pejabat Federal dan Negara Bagian, sedikitnya 45 orang meninggal di Oaxaca, banyak di antara mereka di Juchitan, sementara di Chiapas jumlah korban tewas mencapai 12 orag dan di Tabasco empat orang dinyatakan tewas. Dan sebanyak 250 orang di Oaxaca menderita luka-luka.
Di Chiapas yang merupakan rumah bagi banyak kelompok etnis asli Meksiko, ribuan orang di wilayah pesisir dievakuasi sebagai tindakan pencegahan ketika gempa tersebut memicu peringatan tsunami.
Perusahaan minyak negara Pemex mengatakan tidak ada kerusakan struktural pada kilang Salina Cruz yang telah ditutup sebagai tindakan pencegahan. Namun saat ini sedang dilakukan pemeriksaan masalah di sistem listrik sebelum menghidupkan kembali pabrik tersebut.
Survei Geologi AS (USGS) mengatakan pusat gempa tersebut berjarak 87 km barat daya kota Pijijiapan pada kedalaman 69 km. John Bellini, seorang ahli geofisika di Pusat Informasi Gempa Nasional USGS di Golden, Colorado, mengatakan ini adalah gempa terkuat sejak gempa 8.1 melanda negara bagian barat Jalisco pada tahun 1932.
Di seberang Pasifik, baik Filipina dan Selandia Baru bersiaga untuk kemungkinan tsunami. Meksiko sedang mengevaluasi apakah gempa tersebut akan memicu pembayaran dari obligasi malapetaka yang didukung Bank Dunia, Menteri Keuangan Jose Antonio Meade mengatakan cakupan obligasi bisa mencapai 150 juta dolar AS. Namun dia mengatakan Meksiko memiliki dana yang cukup untuk pemulihan pascabencana.