REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR — Ribuan Muslim di Kashmir pada akhir pekan ini menggelar aksi solidaritas untuk masyarakat Rohingya—yang kini hidup terlunta-lunta akibat penganiayaan oleh rezim militer Myanmar. Unjuk rasa tersebut mereka gelar di kota tua Srinagar, meskipun di daerah itu sedang diberlakukan jam malam oleh pemerintah India.
Selain Srinagar, aksi serupa juga diadakan di kota Anantnag, Pampore, dan Tral yang berada wilayah selatan Kashmir, Jumat (8/9) kemarin. Di Anantnag, para pengunjuk rasa sempat mengalami bentrokan dengan aparat kemanan setempat, di saat mereka meneriakkan slogan-slogan menentang kebijakan genosida yang dilakukan pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya.
Laman World Bulletin melansir, sedikitnya enam polisi menderita luka-luka dalam bentrokan tersebut. Sementara, satu unit kendaraan polisi pun tak luput menjadi sasaran pembakaran oleh sekelompok demonstran yang marah.
Menurut laporan PBB, sebanyak 270 ribu pengungsi Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dalam dua pekan terakhir untuk menghindari berbagai kekejaman yang dilakukan rezim Myanmar. Tidak hanya itu, PBB juga menggambarkan etnis Rohingya sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia. Mereka menghadapi ketakutan yang terus meningkat sejak meletusnya konflik komunal pada 2012.