REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL — Kejahatan kelompok ISIS di Irak menyisakan fakta keji yang tak terperikan. Sejak Juli lalu, lebih dari 2.000 mayat telah ditemukan dalam upaya penggalian yang dilakukan pemerintah setempat di wilayah bagian barat Mosul, setelah kota tersebut dibersihkan dari ISIS, sebulan sebelumnya.
Pejabat pertahanan sipil Kementerian Dalam Negeri Irak, Saad Hamid mengatakan, ada sekira 2.000 mayat warga sipil yang ditemukan di bawah reruntuhan Mosul. Dia memperkirakan, jumlah korban tewas yang berjatuhan selama ISIS menduduki kota itu mungkin lebih besar lagi. Sebab, saat ini peralatan yang digunakan tim penggali masih jauh dari memadai, sehingga sulit bagi mereka untuk menuntaskan pekerjaan membersihkan semua area dalam waktu singkat.
“Belum lagi berbagai masalah keamanan yang dihadapi tim kami. Kadang masih ada anggota ISIS yang menembaki orang-orang kami dari berbagai tempat persembunyian seperti bunker, terowongan, atau ruang bawah tanah. Ini semakin menyulitkan pekerjaan kami,” ujar Hamid, seperti dilansir World Bulletin, Sabtu (9/9).
Dia menuturkan, masih ada sekitar 400 sampai 500 jenazah yang perlu dikeluarkan dari reruntuhan Mosul. “Untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, bisa memakan waktu hingga dua bulan,” kata Hamid menambahkan.
Tentara Irak berhasil merebut kembali Kota Mosul pada Juni lalu. Ibu kota wilayah Provinsi Nineveh itu berhasil dikuasai pasukan militer pemerintah setelah berjibaku memerangi kelompok teroris ISIS selama sembilan bulan. Pada Agustus, tentara Irak juga berhasil mengusir kelompok ISIS yang menduduki distrik Tal Afar, Nineveh, setelah melakukan operasi militer selama sepekan.