Ahad 10 Sep 2017 05:36 WIB

Korban Tewas Akibat Gempa Meksiko Menjadi 65 Orang

Sebuah foto handout yang dibuat oleh Survei Geologi Amerika Serikat menunjukkan peta intensitas lokasi gempa berskala 8.0 yang melanda pada kedalaman 33 km pada pukul 10:49 waktu setempat di lepas pantai Tres Picos, Meksiko, (7/9). Peringatan tsunami dikeluarkan oleh Pusat Peringatan Tsunami Pasifik.
Foto: EPA
Sebuah foto handout yang dibuat oleh Survei Geologi Amerika Serikat menunjukkan peta intensitas lokasi gempa berskala 8.0 yang melanda pada kedalaman 33 km pada pukul 10:49 waktu setempat di lepas pantai Tres Picos, Meksiko, (7/9). Peringatan tsunami dikeluarkan oleh Pusat Peringatan Tsunami Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA MEKSIKO -- Jumlah korban tewas karena gempa kuat yang mengguncang Meksiko pada Kamis  (7/9) malam, telah meningkat menjadi 65 orang dan sebagian besar korban berada di negara-negara bagian miskin yang paling parah dihantam bencana itu.  Luis Felipe Puente, kepala dinas darurat nasional Meksiko, Sabtu (9/9), mengatakan, tiga jenazah lagi ditemukan di negara bagian Chiapas dan satu lainnya di Juchitan, kota pesisir di dekat Oaxaca, negara bagian yang paling banyak mencatat korban tewas.

Gempa bumi 8,1 skala Richter yang menggetarkan daerah pesisir Chiapas pada Kamis itu lebih kuat dibandingkan gempa pada 1985, yang meratakan Kota Meksiko dan menewaskan ribuan orang. Di Juchitan, ribuan rumah runtuh, kata pihak berwenang.

Upaya-upaya penyelamatan di daerah selatan terus berlangsung hingga Sabtu. Banyak orang yang terkena dampak paling buruk masih belum yakin untuk kembali ke dalam bangunan. Mereka khawatir bahwa bangunan yang kekuatannya sudah lemah itu akan roboh karena gempa susulan.

Gempa pada Kamis itu merupakan yang paling kuat menghantam Meksiko sejak gempa lainnya pada 1932, yang berkekuatan 8,1 skala Richter. Badan pengawas geologi Amerika Serikat, U.S. Geological Survey, mengatakan bahwa gempa pada 1985 tercatat berkekuatan 8,0 skala Richter namun pusat gempa berada lebih dekat dengan Kota Meksiko.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement