REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG---- Korea Utara memperingatkan, Amerika Serikat akan membayar harga mahal atas tindakannya memelopori resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap uji coba nuklir Korea Utara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, Amerika Serikat panik sehingga menggunakan Dewan Keamanan untuk memberi sanksi atas uji coba nuklir Pyongyang.
"Jika AS benar-benar melakukan resolusi ilegal dan melanggar hukum atas sanksi yang lebih keras, Korea Utara harus benar-benar yakin bahwa AS harus membayar atas perbuatannya tersebut," kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan, Senin (11/9).
Ia menjelaskan, dunia akan menyaksikan bagaimana Korea Utara menaklukan AS dengan melakukan serangkaian tindakan lebih keras dari yang pernah mereka bayangkan.
Menurutnya, Korea Utara telah mengembangkan dan menyempurnakan senjata termo-nuklir super-kuat sebagai alat untuk mencegah pergerakan permusuhan dan ancaman nuklir yang terus meningkat dari AS.
Tidak ada verifikasi independen atas klaim Korut yang telah melakukan uji coba bom hidrogen, namun beberapa ahli mengatakan ada cukup bukti kuat yang menunjukan Pyongyang berhasil mengembangkan bom hidrogen.
Media Korea Utara, KCNA mengatakan pada Ahad bahwa Kim mengadakan sebuah jamuan untuk memuji para ilmuwan dan pejabat tinggi militer dan partai yang berkontribusi dalam tes bom nuklir. Agenda itu diakhiri dengan pertunjukan seni dan sesi foto.
Amerika Serikat pada Jumat mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, mereka bermaksud untuk mengadakan sebuah pertemuan pada Senin untuk menetapkan sanksi tambahan terhadap Korea Utara atas program rudal dan nuklirnya,
Amerika Serikat menginginkan Dewan Keamanan untuk memberlakukan embargo minyak ke Korea Utara, melarang ekspor tekstil dan mempekerjakan pekerja Korea Utara di luar negeri. AS juga meminta agar diberlakukan pembekuan aset dan larangan bepergian kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.