REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--- Pihak berwenang Jerman sedang melakukan penyelidikan atas kepemilikan paspor Suriah oleh ISIS. Kementerian Dalam Negeri Federal Jerman mengatakan ISIS mencuri 11 ribu paspor kosong dari kantor rezim Suriah, yang dapat diisi dengan data pribadi.
Paspor yang dicuri adalah dokumen identitas asli yang belum diisi dengan detail individu, sehingga paspor menjadi alat yang berharga untuk pemalsu. Kementerian Dalam Negeri telah menyiapkan daftar nomor seri paspor yang dimiliki ISIS berdasarkan informasi intelijennya.
Menurut surat kabar mingguan Bild am Sonntag, pihak berwenang Jerman khawatir paspor tersebut akan digunakan oleh anggota ISIS untuk memasuki Jerman. Oleh karena itu, mereka melakukan penyelidikan atas masalah ini.
Secara keseluruhan, dinas keamanan Jerman mengetahui sekitar 18.002 paspor Suriah kosong yang dicuri dari situs pemerintah Suriah, termasuk ribuan yang dipegang oleh kelompok selain ISIS.
"Perkembangan sehubungan dengan situasi pengungsi telah menunjukkan bahwa organisasi teroris menggunakan kesempatan untuk menyusup ke penyerang potensial atau pendukung ke Eropa dan Jerman tanpa terdeteksi," kata juru bicara polisi kriminal federal BKA seperti dilansir Middle East Monitor, Senin (11/9).
Anggota kelompok di balik serangkaian serangan bom dan senjata terkoordinasi di Paris yang menewaskan 130 orang pada bulan November 2015 ditemukan telah menggunakan paspor Suriah palsu. Namun paspor palsu atau rusak banyak digunakan untuk masuk secara ilegal tanpa motif melakukan serangan teroris.
Sebanyak 8.625 paspor yang diperiksa oleh otoritas migrasi Jerman pada tahun 2016 ternyata palsu. Tapi berkas-berkas itu tidak memberi informasi berapa jumlah paspor itu yang telah digunakan kelompok ISIS.