REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney mendorong keterlibatan Uni Eropa dalam perundingan damai Israel dan Palestina. Coveney mengatakan Israel dan Palestina akan menghadapi ketegangan pada tahun mendatang tanpa kebangkitan proses perdamaian.
Simon Coveney, yang bertemu dengan pemimpin Israel dan Palestina satu bulan lalu, mendorong tuntutan untuk melibatkan UE dalam upaya baru perundingan damai dan mengatasi perpecahan yang telah memperlemah pengaruh blok tersebut.
Berbicara kepada menteri luar negeri Uni Eropa pada sebuah pertemuan mengenai kebijakan Timur Tengah di Tallinn pada Kamis pekan lalu, Coveney mengatakan blok tersebut memiliki tugas agar suara mereka didengar dalam inisiatif baru AS.
"Perhatian saya adalah bahwa ini akan menjadi tantangan politik yang jauh lebih sulit dalam waktu satu tahun atau dalam waktu dua tahun," Coveney mengatakan kepada Reuters.
Dilansir dari Yerusalem Post, Sabtu (9/9), Coveney menjelaskan konflik Israel-Palestina bisa meletus kapan saja. Untuk itu, pemerintah Uni Eropa harus bekerja sama dan tetap fokus pada solusi dua negara.
Politisi tersebut juga bertemu Jason Greenblatt, utusan Timur Tengah Trump, dan mengatakan bahwa sangat penting bagi Uni Eropa untuk terlibat dalam rencana AS yang disusun oleh Mentri Greenblatt dan Trump dan penasihat senior, Jared Kushner.
Coveney mengatakan bahwa Uni Eropa memiliki hak untuk didengar karena pemerintah Uni Eropa dan Komisi Eropa menghabiskan 600 juta euro setahun untuk bantuan kepada orang-orang Palestina dan pada proyek-proyek dengan Israel.
"Kita tidak bisa hanya menunggu AS untuk mengambil inisiatif sendiri, kita harus mendukung mereka dan membantu mereka membentuknya dan merancangnya dengan cara yang mungkin memiliki dukungan masyarakat internasional," katanya.