REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Kajian Timur Tengah dan Dunia Islam, Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Muhammad Fakhry Ghafur mengatakan, pasca-ISIS terdesak di Kota Raqqa, Suriah dan Kota Mosul, Irak, ISIS akan tetap melakukan perlawanan dalam bentuk lain. Bahkanm ISIS akan meluaskan jaringannya ke daerah-daerah perbatasan di Suriah maupun Irak.
"Mereka akan memperluas jaringannya ke Turki dan Arab Saudi," katanya di Gedung LIPI, Senin, (11/9). Penyebaran jaringan ISIS akan menjadi masalah bagi negara-negara Teluk. Makanya, mereka harus mengatasinya sejak dini.
"Ketika berganti daerah, ISIS juga berganti kepemimpinan. Mereka akan membuat strategi baru agar mereka tetap eksis di Timur Tengah sebab mereka ingin tetap menguasai sumber ekonomi seperti minyak dan gas," ujar Fakhry.
Jaringan ISIS tak hanya meluas di Timur Tengah. Namun, mereka meluas hingga ke Asia Tenggara seperti Indonesia maupun di Kota Marawi, Filipina.
"Doktrin-doktrin pendirian khilafah memang sangat menarik. Maka MUI, BNPT perlu meluruskan ideologi yang salah terkait jihad dan khilafah," katanya.