REPUBLIKA.CO.ID, GENEVA -- Diperkirakan 370 ribu Muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar sejak 25 Agustus. Juru bicara PBB untuk Migrasi, Leonard Doyle mengatakan upaya kemanusiaan di perbatasan Bangladesh dalam kondisi yang mengkhawatirkan.
Angka terbaru untuk pengungsi yang telah menyeberang dari negara bagian Rakhine Myanmar ke Bangladesh adalah 57 ribu kenaikan pada angka yang diberikan oleh badan pengungsi PBB pada hari Senin kemarin.
Dilansir dari Anadolu, Selasa (12/9), para pengungsi tersebut melarikan diri dari operasi keamanan baru di mana mereka mengatakan bahwa pasukan keamanan dan gerombolan orang-orang Budha telah membunuh pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya. Menurut Bangladesh, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam tindakan keras tersebut.
Indonesia mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya akan mengirimkan bantuan termasuk beras, selimut dan pakaian kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh.Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan bantuan akan diberikan kepada pengungsi di Chittagong dan Cox's Bazaar.
Turki telah memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya dan Presiden Recep Tayyip Erdogan akan mengangkat isu tersebut di PBB. Rohingya yang digambarkan oleh PBB sebagai orang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Oktober lalu, setelah serangan terhadap pos-pos perbatasan di distrik Maungdaw Rakhine, pasukan keamanan melancarkan tindakan keras selama lima bulan dan menyebabkan sekitar 400 orang terbunuh.
PBB mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan termasuk bayi dan anak kecil, pemukulan dan penghilangan nyawa yang dilakukan oleh petugas keamanan. Dalam sebuah laporan, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.