REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pejabat antiterorisme Malaysia dan Indonesia khawatir dengan peringatan Alqaidah pada Rabu (13/9). Alqaidah memperingatkan akan memberikan hukuman kepada Myanmar atas tindakannya yang kejam terhadap Muslim Rohingya.
Alqaidah menyerukan kepada para pejuang dan militan untuk membalas kekejaman Myanmar kepada etnis Rohingya. Peringatan ini dinilai dapat membangkitkan kembali jaringan teror global dan menghidupkan kembali Jamaah Islamiyah (JI) yang selama ini tidak aktif.
JI merupakan kelompok yang dianggap sering melakukan aksi teror. Termasuk melakukan pemboman di Bali tahun 2002. JI adalah jaringan Alqaidah di Asia Tenggara.
"Perlakuan kejam ditujukan kepada saudara Muslim kita di Arakan oleh Pemerintah Myanmar dengan kedok melawan pemberontak. Sikap kejam Pemerintah Myanmar tak boleh dibiarkan begitu saja tanpa hukuman, Pemerintah Myanmar harus merasakan apa yang telah dirasakan oleh saudara Muslim kami di Arakan, " kata Alqaidah.
Kepala Kontra Terorisme Cabang Khusus Malaysia, Ayob Khan Mydin mengatakan, peringatan Alqaidah ini sangat mengkhawatirkan. "Islamic State (IS) dan Alqaidah akan menggunakan isu Rohingya untuk merekrut anggota baru untuk berjihad di Myanmar atau melancarkan serangan terhadap kepentingan Myanmar di Asia Tenggara," katanya seperti dilansir Channel News Asia, Kamis, (14/9).
Pada Ahad, polisi menahan seorang tersangka IS berusia 38 tahun yang berencana pergi ke Myanmar untuk bergabung dengan sebuah kelompok militan di negara bagian Rakhine, pusat kekerasan terhadap etnis Rohingya tersebut.
Mantan anggota JI, Ali Fauzi telah memperingatkan bahwa militan yang jumlahnya ratusan dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina telah siap siaga untuk menyusup ke Myanmar.
"Militan dari Indonesia, Filipina dan Malaysia, yang berjumlah ratusan orang sedang menunggu untuk pergi ke Myanmar. Ini menurut informasi yang saya terima," ujar Ali.
Kekerasan terhadap etnis Rohingya, ditambah dengan seruan Alqaidah telah menghidupkan kembali JI. "Sel-sel JI yang sudah mati sekarang hidup kembali."