REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dewan Parlemen Eropa mendesak militer Myanmar segera mengakhiri penindasan terhadap etnis Rohingya. Ini menyusul peristiwa yang sudah menyebabkan hampir 400 ribu warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh.
Myanmar dikatakan telah mengambil tindakan ekstrem terhadap seluruh komunitas Rohingya dalam menanggapi tindakan teroris beberapa individu. Mereka juga dinilai sudah melampaui batasan yang dapat diterima.
"Kami akan berikan peringatan ke Myanmar untuk menghentikan tindakan ini, kami akan mengambil aksi," kata seorang anggota parlemen Eropa asal Inggris, Amjad Bashir seperti dilansir Dailymail, Jumat (15/9).
Amjad mendesak Myanmar untuk segera menghentikan pembunuhan, pelecehan, pemerkosaan, hingga pembakaran rumah orang-orang Rohingya. Dia menegaskan, sanksi akan segera dijatuhkan kalau pelanggaran HAM masih dilakukan.
Dia mengatakan, kekerasan tersebut telah mendorong krisis kemanusiaan di kedua sisi perbatasan. Hal itu memberikan tekanan global terhadap pemenang Nobel Perdamaian Suu Kyi yang menurut PBB dinilai sebagai upaya 'pembersihan etnis'.
Serangan yang dilakukan sejak bulan lalu itu setidaknya menewaskan 400 orang, lebih dari 6.800 rumah hancur dan sekitar 400 ribu warga Muslim Rohingya lari menyelamatkan diri ke Bangladesh.