Jumat 15 Sep 2017 04:28 WIB

150 Ribu Warga Rusia Dievakuasi Menyusul Acaman Bom

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Bom (Ilustrasi)
Bom (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KREMLIN -- Kremlin mengutuk ratusan ancaman bom yang diletakkan di sejumlah bangunan penting di Rusia. Intimidasi tersebut dilakukan melalui telepon oleh penelepon telepon anonim.

Saat ini kepolisian masih memburu indentitas pelaku yang menyebarkan ancaman tersebut. "Setiap usaha dilakukan untuk menemukan pelaku," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov seperti dikutip Telegraph, Jumat (15/9).

Dmitry mengatakan, ancaman tersebut dilakukan ke sejumlah sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bandara, stasiun, hingga universitas. Akibatnya, pihak berwenang harus mengevakuasi lebih dari 150 ribu warga di lokasi.

Puluhan bangunan di Moskow dan St. Petersburg dievakuasi. Namun, tidak ditemukan alat peledak di bangunan manapun.

Dmitry mengatakan, pelaku melakukan panggilan melalui internet ke layanan darurat. Hal itu diakuinya mempersulit pelacakan. "Akan segera diumumkan begitu ada hasil. Ini tugas yang sulit dan membutuhkan kesabaran," kata Dmitry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement