Jumat 15 Sep 2017 03:43 WIB

Konflik Rohingya Diminta tak Dibelokkan Jadi Isu Terorisme

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Nur Aini
Bocah Rohingya di pengungsian bersama pengungsi lainnya berteduh di sebuah pohon di Ukhiya, Cox Bazaar, Bangladesh
Foto: Abir Abdullah/EPA
Bocah Rohingya di pengungsian bersama pengungsi lainnya berteduh di sebuah pohon di Ukhiya, Cox Bazaar, Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Tim Pencari Fakta (TPF) dari Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Marzuki Darusman mengimbau kepada semua pihak agar tidak membelokkan masalah yang terjadi di Rakhine State kepada isu terorisme. Marzuki meminta masyarakat agar arif dalam memberikan bantuan.

Hal tersebut dikatakan Marzuki menjawab pertanyaan wartawan tentang adanya beberapa kelompok masyarakat yang siap berjihad ke Myanmar. Menurut Marzuki bantun seharusnya murni untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan dan pelanggaran HAM.

"Ini mempersulit posisi masyarakat Rohingya di sana jikalau ini dihubungkan dengan dinamika yang menyebabkan bahwa masalah yang semestinya merupakan masalah kemanusiaan dan HAM berubaa menjadi masalah politik internasional yang dikaitkan dengan terorisme, " ujar Marzuki, di Aula Griya GusDur, Menteng, Jakarta, Kamis (14/9).

Untuk itu, Marzuki mengajak kepada semua pihak agak menjauhi spekulasi yang tidak berdasar atas krisis kemanusiaan di Rakhine. Sehingga tercipta situasi dan kondisi yang baik dan diyakini akan berdampak juga kepada masyarakat di Indonesia.

Marzuki khawatir keadaan akan semakin rumit jika persoalan ini dibelokkan ke masalah terorisme. Hal tersebut juga bisa berdampak buruk kepada hubungan antara Indonesia dengan Myanmar yaitu terjadinya salah pengertian.

"Cobalah diletakkan dulu, kurung dulu gerakan-gerakan yang melampui krisis dan urgensi saat ini yaitu krisis kemanusiaan," kata Marzuki.

Perhatian Indonesia terhadap krisis kemanusiaan juga diharapkan akan terus berlangsung. Sehingga diharapkan juga mampu membuat Myanmar lebih perhatian kepada kondisi etnis Rohingya di Rakhine.

Saat ini, kata Marzuki, pemerintah perlu menjaga gerakan kemanusiaan yang terus menggeliat di masyarakat. Sebab, persoalan Rohingya diyakini akan berlangsung lama. Untuk itu, kata dia, harus ada perencanaan dan pemikiran sehingga gerakan kemanusiaan bisa bertahan lama dan membekas di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement