REPUBLIKA.CO.ID, Warga Indonesia yang kembali dari jeratan kelompok ISIS dengan jargon kekhalifahannya menggambarkan kehidupan Bersama kelompok itu sebagai dunia yang mengerikan dan brutal. Serta sebuah kebohongan besar di mana para militan ternyata mengejar tiga hal: kekuasaan, uang dan perempuan.
Warga Indonesia ini terekam dalam sebuah video yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Teror, BNPT. Mereka adalah Muslim taat yang mengatakan bahwa mereka tertarik pada kehidupan di dalam kekhilafahan ISIS dengan janji adanya kehidupan yang lebih baik.
Pemerintah Indonesia mengatakan bahwa mereka tak ikut bertempur - tapi hanya untuk menjadi warga negara dari tempat yang tadinya mereka anggap sebagai tempat yang lebih suci. Ternyata, apa yang mereka temukan sungguh mengerikan. "Janji mereka kosong," kata seorang perempuan bernama Lasmiati.
"(Kehidupan) begitu sulit di sana," kata perempuan lainnya, Difansa. "Bagi orang-orang yang belum pergi ke sana, bersyukurlah karena tidak jatuh ke sarang buaya, itu adalah lubang kebohongan. Selamatkan waktumu, selamatkan uangmu, selamatkan hidupmu Jangan sia-siakan hidupmu hanya untuk dibohongi oleh ISIS.”
Heru mengatakan, orang-orang disiksa jika mereka membuat kesalahan selama pelajaran agama. Supplied: BNPT
"ISIS akan segera hancur jika Allah berkehendak.”
"Saya percaya ISIS akan segera hancur, tujuan mereka bukan untuk menegakkan firman Allah, Allah membenci mereka."
Ini adalah komentar yang sangat terus-terang dari sekelompok orang yang pernah menjadi pendukung ISIS yang paling antusias. Mereka adalah orang-orang yang sangat religius yang tergiring untuk percaya bahwa kekhalifahan Islam adalah tempat yang ideal untuk tinggal.
"Hanya karena ini khilafah, bukan berarti semua akan baik," kata seorang perempuan bernama Naila.
"Saya tak pernah menyangka kondisinya akan sangat buruk setelah memasuki Suriah. Ketika sampai di asrama perempuan, tingkah lakunya, ya Allah, saya bisa mengatakan itu lebih buruk dari pada binatang."
Pernikahan jihad
Orang-orang yang kembali ini tidak ditahan di Indonesia karena mereka tidak melanggar undang-undang setempat. Diperkirakan 800 warga Indonesia diduga telah melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah untuk tinggal bersama ISIS.
Beberapa orang, seperti Difansa, membawa anak-anak bersama mereka. Ia kaget dengan keserakahan para militan. "ISIS mengejar tiga hal: kekuasaan, uang, dan perempuan," sebut Difansa. "Ketika menyangkut perempuan, sangat jelas, saya sendiri melihatnya. Ketika saya dan keluarga saya tiba, anggota keluarga saya yang masih lajang dikejar.”
"Mereka menyebutnya pernikahan jihad, dan untuk orang di sana, menikah seperti sebuah kompetisi.”
"Mereka menikah sekali, dua kali, sampai keempat kalinya kemudian bercerai lagi, menikah lagi. Saya belum tahu sudah berapa kali -dan ini difasilitasi oleh ISIS.”
"Setiap orang yang mengawini perawan mendapat uang dari ISIS."
Seorang pria bernama Heru menggambarkan bahwa ia sempat menonton anak-anak yang menendang kepala yang terpenggal di jalanan. "Saat itu tengah hari, saya bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan kerumunan orang di menara jam. Ketika saya mendekat, saya berseru 'Ya Allah, mereka bermain-main dengan orang mati'."
Bahkan pengajaran agama pun menjadi mimpi buruk, kata Heru. "Saya sangat stress. Kami takut di sana, jika kami membuat kesalahan, kami pun ditembak," ungkapnya.
"Ada enam orang Indonesia dengan satu guru. Kami bergiliran membaca Alquran dan ketika giliran teman saya membaca terjadi kesalahan,” ujar dia. "Setelah berulang kali melakukan kesalahan yang sama, bagian belakang kepalanya dipukul. Saya di sana, telinganya ditarik dan mereka menjerit di telinganya bagaimana seharusnya ayat tersebut dibaca.”
"Saya marah tapi saya tak bisa berbuat apa-apa, tapi ketika saya ingat, saya sedih karena saya tak bisa berbuat apapun, melihat ia diperlakukan seperti itu, ia menangis, sekeras yang ia bisa."
Pihak berwenang Indonesia berharap video tersebut berfungsi untuk melawan propaganda daring dari kelompok ISIS.
Diterjemahkan pada 14/9/2017 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.