Jumat 15 Sep 2017 23:02 WIB

Trump Merasa Benar Terkait Kerusuhan di Charlottesville

Foto yang diambil dari video milik Brennan Gilmore menunjukkan sebuah mobil yang baru saja menabrak demonstran di Charlottesville, Virginia, AS, Sabtu (12/8) waktu setempat. Setidaknya satu orang meninggal karena kejadian tersebut.
Foto: EPA/BRENNAN GILMORE
Foto yang diambil dari video milik Brennan Gilmore menunjukkan sebuah mobil yang baru saja menabrak demonstran di Charlottesville, Virginia, AS, Sabtu (12/8) waktu setempat. Setidaknya satu orang meninggal karena kejadian tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump bersikukuh bahwa kedua pihak harus disalahkan atas kekerasan di Charlottesville, Virginia, antara pengunjuk rasa pengagung kulit putih dengan penentangnya tersebut pada bulan lalu.

Trump dikecam karena pada awalnya tidak mengutuk pengagung kulit putih, yang menyelenggarakan acara tersebut pada 12 Agustus, bahkan beberapa rekannya dari Partai Republik mengungkapkan kekecewaan atas tanggapannya. Trump berbicara dengan wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One sehari setelah bertemu dengan Senator Republik Carolina Selatan Tim Scott, warga Amerika Serikat-Afrika, yang menyatakan prihatin atas tanggapan Trump.

"Kami berbicara dengan baik kemarin," katanya tentang pertemuannya dengan Scott. "Saya pikir terutama dalam terang kemunculan antifa, jika Anda melihat apa yang sedang terjadi di sana, Anda dapat melihat ada beberapa orang jahat di sisi lain juga. Dan intinya itulah yang saya katakan," katanya.

Trump mengatakan bahwa kelompok anti-fasis yang dikenal sebagai "antifa" harus disalahkan atas kelompok neo-Nazi dan Ku Klux Klan yang melakukan perlawanan terhadap demonstran anti-rasisme di jalanan. Seorang wanita terbunuh saat seorang nasionalis kulit putih dicurigai menabrakkan mobilnya ke arah demonstran.

Pada Kamis, Presiden juga menandatangani sebuah resolusi yang dikirim kepadanya oleh Kongres yang mengecam kekerasan di Charlottesville dan menentang "kebencian, kefanatikan, dan rasisme dalam segala bentuk". "Tidak peduli warna kulit kita atau warisan etnik kita, kita semua hidup di bawah hukum yang sama, kita semua memberi hormat pada bendera besar yang sama, dan kita semua diciptakan oleh Tuhan yang maha kuasa," kata Trump dalam sebuah pernyataan mengenai resolusi tersebut.

Di Berkeley, California, kekerasan terjadi pada 27 Agustus ketika sekelompok kecil antifa bertopeng dan pemrotes sayap kiri menyerang demonstran sayap kanan. "Sekarang, karena yang terjadi sejak saat itu dengan 'antifa', Anda melihat yang betul-betul terjadi sejak Charlottesville. Banyak orang mengatakan, dan sebenarnya banyak orang betul-betul menulis, 'Wah, Trump mungkin benar'," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement