Sabtu 16 Sep 2017 16:32 WIB

Presiden PKS tak Berhenti Menangis Mendengar Anak Rohingya

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Ribuan peserta mulai memadati kawasan Lapangan Monas untuk melakukan aksi solidaritas Rohingya, Sabtu (16/9).
Foto: Republika/Ali Yusuf
Ribuan peserta mulai memadati kawasan Lapangan Monas untuk melakukan aksi solidaritas Rohingya, Sabtu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman mengungkapkan, bila ada kesempatan pihaknya akan mengadakan diplomasi dan mengupayakan etnis Rohingya mendapatkan kewarganegaraannya. Ia mengaku menangis saat mendengar anak dari Rohingya berpidato di Aksi Bela Rohingya 169.

"Jika ada kesempatan, kami akan mengadakan diplomasi dan upaya untuk kewarganegaraan mereka. Kami akan mendesak dunia internasional untuk menyeret mereka, pelaku genosida, ke ranah hukum," tegas Sohibul Iman dalam keterangan persnya, Sabtu (16/9).

Sohibul juga mengingatkan untuk tidak memunculkan masalah baru di Tanah Air dalam menyelesaikan permasalahan Rohingya. PKS, kata dia, tidak menolelir tindakan-tindakan radikal yang mengancam kesatuan NKRI.

Ia juga mengaku tak berhenti menangis saat mendengar dua anak Rohingya menyampaikan kisahya. Mereka adalah Rahim dan Hasan yang turut hadir dalam Aksi Bela Rohingya 169 di Jakarta.

"Tak henti-hentinya saya menangis saat mendengar anak Rohingya berpidato tadi. Tidak harus seorang itu ahli agama atau ahli ibadah asalkan seorang itu adalah manusia, pasti hatinya akan tersentuh oleh anak yatim piatu ini," kata dia.

Sebelumnya, ribuan peserta aksi dari beberapa organisasi Islam mulai memadati lapangan Monas sejak pukul 09.00 WIB. Peserta aksi yang datang dari berbagi wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya ini menyampaikan tuntutannya di depan Kedubes Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement