REPUBLIKA.CO.ID, CHITTAGONG -- Pemerintah Indonesia kemungkinan akan menggeser alur pendistribusian barang untuk masyarakat Rohingya. Sebelumnya enam pesawat berangkat ke Bandara Shah Amanat di Chittahong, Bangladesh. Bantuan kini bisa saja dikirimkan ke bandara yang berada di Myanmar Selatan dekat dengan perbatasan negara Bangladesh.
Kadisopslat Angkatan Udara Marsma TNI Nanang Santoso mengatakan, ada infomasi bahwa pemerintah Myanmar telah membuka akses bagi negara lain memberikan bantuan yang ditujukan kepada masyarakat Rohingya. Dengan dibukanya akses tersebut bisa saja bantuan berikutnya yang akan diberangkatkan tidak ditujukan ke Bangladesh, tapi ke Myanmar.
"Informasi itu sampai saat ini masih dalam koordinasi. Akan ada rapat lanjutan, kami nanti menyesuaikan ini (bantuan) langsung ke Myanmar atau ke sini (Bangladesh)," ujar Nanang, Sabtu (16/9).
Menurutnya, tujuan pendistribusin masih akan dibicarakan antara petinggi negara, tergantung dari kebutuhanan pada masing-masing pihak. Namun, selama ada barang yang dibutuhkan dan harus didistribusikan kemanapun tujuannya angkatan udara akan terus mengirimkan bantuan tersebut menggunakan pesawat Hercules.
Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Junjungan Tambunan mengatakan, bantuan ke Myanmar bagi masyarakat Rohingya masih melihat situasi terbaru. Kalau memang pemerintah Myanmar membutuhkan bantuan tersebut dan membuka akses bisa saja barang yang dipersiapkan terlebih dahulu berangkat ke sana.
Meski demikian, sejauh ini belum ada kepastian kembali negara mana yang akan dituju untuk pemberangkatan pesawat bantuan berikutnnya. "Tapi kalau sekarang pengungsi masih mendominasi di sekitar Cox's Bazar," ujarnya.