REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebanyak 450 akademisi dan tokoh dari 56 negara menghadiri acara yang dihelat Liga Muslim Dunia (MWL) di New York, Amerika Serikat, Ahad (17/9).
Tema utama forum ini bertajuk, "Komunikasi Lintas Peradaban antara Amerika Serikat dan Dunia Islam." Acara yang sudah dimulai sejak Sabtu (16/9) lalu ini juga mengundang perwakilan PBB.
Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa selaku sekjen MWL menegaskan pentingnya jembatan peradaban antara Dunia Islam dan AS atau negara-negara Barat pada umumnya dalam pidato pembukaan forum ini.
Menurut Syekh al-Issa, Islam dan Barat telah banyak berkontribusi bagi kemajuan sains, ekonomi, dan lingkup politik di sepanjang sejarah.
"Hubungan yang khas ini dalam tahun-tahun belakangan telah menguak adanya kekeliruan terkait teori 'Benturan Peradaban', yang lebih didasarkan pada sikap saling membenci dan rasisme," kata Syekh al-Issa seperti dikutip Al-Arabiya, Ahad (17/9).
"Yang terpenting adalah sikap saling memahami dan paham akan kebutuhan untuk hidup berdampingan dan bekerja sama. Ini tak hanya untuk kepentingan kedua belah pihak, melainkan juga kemanusiaan, perdamaian sosial, hak kekayaan intelektual," lanjut dia.
Di tempat yang sama, selanjutnya Sekjen Dewan Para Pemuka Agama-agama Dunia, Bawa Jain, menegaskan pentingnya sikap saling menghormati satu sama lain antara Dunia Islam dan Barat. Kemudian, Sekjen PBB untuk Dewan Agama-agama Sedunia menegaskan hal senada. "Rakyat di Dunia Islam dan Amerika hendaknya bersatu untuk mengentaskan kejahatan," kata William F Vendley.
Adapun di tempat yang sama, Sekjen OKI Yousif bin Ahmed Al-Othaimeen, menekankan pentingnya dialog untuk menjembatani peradaban Islam dengan peradaban Amerika kini. "Kami perlu pendekatan yang lebih menyeluruh untuk membangun dialog antara Amerika dan Dunia Islam," katanya.