REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Menlu Swedia, dan Duta Besar AS untuk PBB memuji langkah diplomatik Indonesia dalam membantu mencari solusi bagi krisis Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Apresiasi disampaikan langsung kepada Menlu RI Retno LP Marsudi dalam acara Working lunch on the situation in Rakhine State yang diadakan oleh Menlu Inggris, Boris Johnson, di New York, Senin (18/9).
"Sebagai negara sahabat dan bertetangga, Indonesia tentunya tidak dapat tinggal diam melihat situasi yang terjadi di Rakhine State, Myanmar," ujar Menlu Retno dihadapan para delegasi, menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri RI pada Selasa (19/9).
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menjelaskan langkah diplomasi marathon yang dilakukan Indonesia ke Bangladesh dan Myanmar. Dia juga menyampaikan formula 4+1 yang dapat menjadi jawaban dari situasi yang terjadi di Rakhine.
Formula 4+1 yang diajukan adalah pemulihan keamanan dan perdamaian, menahan diri tidak menggunakan kekerasan, perlindungan bagi seluruh penduduk tanpa memandang latar agama atau etnis, serta akses bantuan kemanusiaan. Selain keempat elemen, langkah ke depan adalah memastikan pelaksanaan rekomendasi laporan komisi pimpinan Kofi Annan.
National Security Adivisor Myanmar mengungkapkan, pemerintah Myanmar saat ini telah membentuk satuan tugas (satgas) guna menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Rakhine. Satgas tersebut melibatkan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan beberapa negara lain termasuk ASEAN.