REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam mengerahkan kekuatan militer untuk menggagalkan ancaman serangan nuklir milik Korea Utara. Hal itu merupakan upaya pertahanan negara dan sekutu-sekutunya terhadap nuklir Korea Utara.
Seperti dilansir dari Aljazirah, Presiden Trump berbicara di hadapan 193 perwakilan negara dalam rapat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di New York.
"AS akan dipaksa menghadapi pemimpin Korea Utara Kim Jong-un jika melanjutkan usaha senjata nuklir Pyongyang," kata Trump, Selasa (19/9).
Senjata nuklir dan rudal balistik Korut dinilai mengancam seluruh dunia. PBB pun telah berulangkali menjatuhkan sanksi ke Korut.
"Amerika Serikat memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar. Namun jika dipaksa untuk mempertahankan diri atau sekutu-sekutunya, kita tidak punya pilihan selain menghancurkan Korea Utara secara total," tegas Trump.
Menurut Trump, 'Rocket Man', Kim Jong-un, sedang dalam misi bunuh diri untuk ia dan untuk rezimnya. Amerika Serikat siap, bersedia dan mampu menggunakan kekuatan militer, tapi mudah-mudahan ini tidak akan diperlukan.
Presiden Trump berpidato selama 45 menit. Ia membahas sejumlah permasalahan. Selain Korut, ia juga mengecam Iran. Trump enuduh negara itu sebagai negara nakal dan rezim pembunuh.
Ia menegaskan AS tidak dapat meneruskan kesepakatan kerja apabila suatu negara memberi perlindungan terhadap pembangunan program nuklir.
"Kami tidak bisa membiarkan sebuah rezim pembunuh terus melakukan aktivitas yang tidak stabil, sambil membangun rudal berbahaya. Kami tidak dapat mematuhi kesepakatan tersebut jika memberikan perlindungan untuk pembangunan program nuklir akhir-akhir ini."