REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelanggan maskapai penerbangan Ryan Air mengakui permintaan maaf CEO Michael OLearyatas atas pembatalan ribuan penerbangan adalah hal yang memalukan.
Ryan Air akan membayar kompensasi sebesar 17,7 juta poundsterling (sekitar Rp. 317 miliar) untuk pembatalan 50 penerbangan selama enam pekan ke depan.
Lebih dari 200 penerbangan masuk dan keluar London dibatalkan. Pembatalan penerbangan itu berpengaruh pada penerbangan ke Edinburgh, Manchester, dan Birmingham.
Banyak pelanggan yang telah ditawarkan penerbangan alternatif terpaksa membayaran ratusan poundsterling untuk akomodasi ekstra dan taksi. Sebab, mereka diterbangkan ke bandara yang salah.
Pelanggan bernama Carrie Ann Woodgate dan Alan Fosberry dari Newscatle terjebak di Wroclaw Polandia karena pembatalan penerbangan. Woodgate menganggap pembatalan ini sebagai bencana total.
Pasangan itu ditawari pengembalian uang tiket sebesar 19,99 poundsterling (Rp. 358.335). Pilihan lainnya, penerbangan dijadwalkan ulang untuk Kamis berikutnya atau empat hari usai jadwal penerbangan awal mereka.
"Saya merasafrustasi dan marah pada Ryan Air karena membiarkan kami terjebak di tengahPolandia. Kami mengandalkan perusahaan ini untuk membawa kami pulang," kata Woodgate pada BBC, seperti yang dikutip dari Evening Standard, Selasa (20/9).
OLearymengatakan pemberitahuan pembatalan penerbangan dikirimkan pada pelanggan saat Senin (18/9) malam. Ini merupakan langkah awal apakah penerbangan mereka bisa transfer di hari berikutnya.
Berdasarkanundang-undang European Union (EU), penumpang yang diberitahu kurang dari 14hari mengenai pembatalan penerbangan berhak untuk mengklaim kompensasi senilai 221 poundsterling (sekitar Rp. 3,9 juta).
Namun, itu tergantung pada waktu penerbangan alternatif dan jika masalah tersebut tidak berada di luar tanggungjawab maskapai penerbangan, contohnya cuaca ekstrim.
Jika merekatidak puas dengan penerbangan alternatif yang ditawarkan, penumpang dapat memintapengembalian dana penuh dan mereka semua berhak mendapatkan kompensasi.