REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengungkapkan optimismenya mencapai perdamaian dengan Israel tahun ini. Ia mengatakan, komitmen Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terhadap isu tersebut akan membantu menciptakan terwujudnya kesepakatan damai abad ini di wilayah Timur Tengah. Abbas bertemu Trump di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB. Ia berterima kasih atas dukungan Trump.
"Jika ini adalah bukti untuk membuktikan keseriusan yang mulia, tuan presiden, untuk mencapai kesepakatan abad ini di Timur Tengah pada tahun ini atau dalam beberapa bulan mendatang, Insya Allah," kata Abbas, Rabu, (20/9).
Trump mengatakan tim penasehatnya bekerja sangat keras demi tercapainya kesepakatan damai Palestina-Israel, begitu juga Israel, Arab Saudi dan negara-negara lain. "Kita memiliki kesempatan yang sangat bagus, dan saya akan mencurahkan segalanya baik hati dan jiwa saya untuk mendapatkan kesepakatan damai itu," kata Trump.
Kita pada momen yang sangat penting, masih ada sedikit waktu. "Kita akan melihat apa yang bisa kita lakukan, tidak hanya janji-janji." Abbas mencatat bahwa orang-orang Palestina telah bertemu dengan tim Trump lebih dari 20 kali sejak Trump resmi menjabat Presiden AS pada bulan Januari.
Ia mengatakan, fakta orang-orang Yahudi dan Muslim merayakan tahun baru merupakan pertanda positif. "Ini adalah kebetulan yang sangat manis bahwa kita dapat merayakan tahun baru bersama dalam periode 24 jam, dan jika ini merupakan sebuah pertanda, itu berarti pertanda kita dapat hidup berdampingan secara damai," katanya.
Kemudian pada pertemuan di PBB, Abbas mendesak PBB segera mengakhiri pendudukan Israel di negara Palestina dalam sebuah jadwal yang ditetapkan. Abbas juga meminjam slogan kampanye Trump, menggunakan ungkapan menguras rawa sebagai argumen untuk menangani konflik antara orang Palestina dan orang Israel.
Trump menggunakan slogan itu sebagai kandidat presiden untuk mengkritik politisi dan pembuatan kebijakan di Washington. "Tak perlu diragukan, menguras rawa pendudukan kolonial atas tanah kami dan mengakhiri praktik-praktiknya yang tidak adil, menindas dan ilegal terhadap rakyat kita akan sangat mempengaruhi perang melawan terorisme," kata Abbas.
Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu awal pekan ini. Para pemimpin Israel dan Palestina sama-sama berusaha memuji Presiden AS. Gedung Putih mengecilkan kedua pertemuan tersebut dari tingkat pentingnya menuju perundingan damai di salah satu konflik paling sulit diselesaikan di dunia.
Konflik ini sulit diselesaikan oleh pemerintahan AS sejak berpuluh-puluh tahun lalu.Orang-orang Palestina berusaha mendirikan sebuah negara merdeka di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.