Kamis 21 Sep 2017 17:27 WIB

Bantuan Indonesia untuk Rohingya Tiba di Myanmar

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Pesawat bantuan untuk masyarakat Rohingya akan diberangkatkan ke Chittagong, Bangladesh, Kamis (14/9).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Pesawat bantuan untuk masyarakat Rohingya akan diberangkatkan ke Chittagong, Bangladesh, Kamis (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Dua pesawat Hercules yang mengangkut sekitar 19,5 ton barang bantuan untuk warga Rohingya yang berada di Myanmar telah tiba di Bandara Internasional Yangon pada Kamis (21/9) sekitar pukul 13.45 waktu setempat. Bantuan ini langsung diserahterimakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada pemerintah Myanmar.

Duta Besar RI untuk Myanmar Ito Sumardi mengatakan, pemerintah Myanmar sangat berterimakasih dengan bantuan yang dikirimkan pemerintah Indonesia. Bantuan ini menjadi wujud nyata perhatian Indonesia terkait krisis kemanusian yang terjadi di Myanmar. Terlebih selama ini kejadian yang menima masyarakat di Rakhine State sangat minim terekspose.

"Ini menjadi bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk kesekian kalinya," ujar Ito di Bandara Yangon, Kamis (21/9).

Ito menjelaskan, masuknya bantuan dari Indonesia dikarenakan pemerintah Myanmar telah membuka akses. Hanya sejumlah negara dan organisasi tertentu saja yang bisa memberikan bantuan tersebut.

Menurut Ito, kejadian yang menimpa masyarakat di kawasana Rakhine State saat ini berbeda dengan kejadian beberapa waktu lalu. Untuk itu perlu kehati-hatian dari Indonesia baik pemerintah maupun organisasi tertentu dalam mengirimkan bantuan.

Barang bantuan gelombang II yang diberangkatkan ke Myanmar di antaranya makanan siap saji sebanyak 2.000 paket, kemudian makanan untuk ibu hamil dan balita sebanyak lima ton, berbagai obat-obatan yang dikirim dari Kementerian Kesehatan sebanyak satu ton, 20 tenda, dan selimut 7.000 helai.

Sebelum memberangkatkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar, pemerintah Indonesia telah mengirimkan bantuan serupa untuk masyarakat Rohingya yang berada di sekitar Cox's Bazar, Bangladesh. Pengiriminn ini dilakukan karena banyak muslim Rohingya yang memilih untuk berimigran secara ilegal ke Bangladesh terkait konflik sosial yang terjadi di kawasan Rakhine State, Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement