REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Erdogan on Wednesday repeated a call on the Kurdish Regional Government to reverse its decision to hold a referendum on independence.">Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengulangi seruan pada Pemerintah Daerah Kurdi untuk membatalkan keputusannya mengadakan referendum mengenai kemerdekaan. Erdogan mengatakan Turki akan mempertimbangkan sanksi jika referendum pekan depan tetap dilaksanakan.
"Saya berharap mereka kembali dari keputusan yang keliru ini dan berlanjut sebagai Pemerintah Daerah Kurdi," kata Erdogan saat wawancara di Bloomberg Business Forum di New York City seperti dilansir Anadolu, Kamis (21/9).
Erdogan membenarkan rencana untuk membeli sistem rudal anti-pesawat S-400 dari Rusia sebagai tanggung jawab pemerintahannya untuk melindungi negaranya.
"Mengingat bahwa sistem S-400 ditempatkan di negara tetangga Suriah, saya harus mencoba untuk mendapatkan S-400 dan bahkan lebih. Ini adalah tindakan yang kita ambil untuk melindungi diri kita sendiri. Ada beberapa langkah yang perlu kita ambil terkait dengan rudal balistik juga," katanya.
Erdogan mengatakan bahwa dia akan melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kemudian mengadakan pertemuan di Turki. "Kami akan membicarakan apa yang terjadi di Suriah," katanya.
Mengenai kegiatan kelompok teror PYD / PKK di Suriah utara yang bekerja sama dengan AS melawan ISIS, Erdogan mengaku tidak mengerti bagaimana sebuah negara yang percaya pada demokrasi bekerja sama dengan kelompok teror untuk menghancurkan kelompok teror lainnya.
Advertisement