Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyatakan terpukul karena seorang pendukung pernikahan sesama jenis menyerangnya setelah pria tersebut mendekatinya dengan alasan ingin berjabat tangan sebagai "pertanda saling percaya dan damai".
Point utama:
- Tony Abbott menjelaskan pria yang menyerangnya mengenakan lencana Vote Yes
- Dia mengatakan jabat tangan biasanya "pertanda saling percaya dan damai"
- Kedua pihak dalam perdebatan pernikahan sesama jenis mengutuk kekerasan itu
Abbott merupakan tokoh yang vocal menyuarakan penolakan terhadap pernikahan sesama jenis.
Menurut dia, seorang pria mendekatinya di salah satu jalanan di Kota Hobart pada Kamis (21/9) malam. Pria itu, katanya, mengenakan lencana "Vote Yes" dan meminta untuk menjabat tangan Abbott.
Dia menjelaskan, pria itu kemudian menyundulkan kepalanya ke arah wajah Abbott sembari melontarkan kata-kata bahwa mantan perdana menteri ini pantas dipukul. "Sungguh mengejutkan bila ada warga Australia yang ingin menjabat tangan Anda dan menjadikan tangan itu menjadi serangan," kata Abbott kepada wartawan di Hobart Jumat pagi.
"Biasanya jabat tangan adalah pertanda saling percaya dan damai, pertanda dua orang yang ingin berhadapan dan bersikap sopan satu sama lain," ujarnya.
Abbott mengatakan luka yang dialaminya tidak seberapa, termasuk bibirnya yang sedikit bengkak. Dia berada di Tasmania untuk menghadiri acara aktivis muda Partai Liberal setempat pada Kamis malam saat insiden tersebut terjadi.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull telah menghubungi pendahulunya itu untuk memastikan keadaan Abbott. "Kita tidak boleh menoleransi jenis kekerasan tersebut, atau jenis kekerasan apa pun di jalanan," kata Turnbull.
Dalam sebuah pernyataan, Kepolisian Tasmania mengatakan kini petugas sedang menyelidiki serangan yang diduga "melibatkan seorang pria berusia 59 tahun dari New South Wales" setelah menerima laporan resmi.
Kekerasan kedua pihak
Abbott mengatakan "cukup mengganggu karena adanya beberapa pendukung pernikahan sesama jenis yang berperilaku seperti ini".
"Tidak ada keraguan bahwa ada sejumlah hal buruk sebagai bagian dari perdebatan ini. Namun saya menyesal untuk mengatakan bahwa hampir semua itu tampaknya berasal dari satu pihak. Yaitu dari mereka yang mengatakan bahwa cinta itu cinta," katanya menyoroti pendukung pernikahan sesama jenis.
Awal bulan ini, anak baptis dari mantan Perdana Menteri Kevin Rudd mengalami serangan di Brisbane diduga dari seorang pria yang merobek bendera pelangi yang disiapkan untuk mendukung pernikahan sesama jenis.
Pada bulan Mei, CEO maskapai penerbangan Qantas, Alan Joyce, dilempari kue pie di wajahnya sebagai protes terhadap dukungannya untuk pernikahan sesama jenis.
Setelah digantikan sebagai perdana menteri, Abbott masih memiliki pengawalan polisi, namun dia mengatakan pengawalan itu sudah berakhir setelah pemilu lalu. Dia tidak akan meminta pengawalan untuk dilanjutkan.
"Saya kira cukup baik kalau politisi Australia bergaul bebas dengan rakyat. Saya kira cukup menyedihkan jika hal itu tidak dimungkinkan. Tentu saja menjadi niat saya untuk terus melakukan apa yang saya lakukan," jelasnya.
Kepolisian Tasmania telah meminta saksi kejadian di jalan Morrison St di seberang Custom's House Hotel, dan meminta orang lain yang terlibat dalam kejadian untuk melaporkan diri.
Mengecam kekerasan
Insiden tersebut secara luas dikecam oleh kedua pihak yang terlibat perdebatan pernikahan sesama jenis.
Senator Australia dari dapil Tasmania, Eric Abetz yang merupakan pengeritik pernikahan sesama jenis kepada ABC News Breakfast mengatakan, insiden tersebut menggarisbawahi lagi contoh dari keburukan kampanye pendukung pernikahan sesama jenis.
"Slogan mereka cinta adalah cinta sayangnya ditunjukkan dalam praktik dengan bersikap tidak toleran, tidak ingin orang dapat memiliki pandang mereka sendiri," katanya.
Sementara Alex Greenwich dari Australian Marriage Equality mengatakan, tidak ada tempat bagi kekerasan dalam perdebatan ini. "Kesetaraan pernikahan menyangkut keadilan dan kesetaraan. Kami berharap setiap orang diperlakukan dengan kehormatan dan penghargaan yang sama," jelasnya.
"Rakyat Australia berharap setiap orang yang terlibat dalam isu ini melakukan hal yang sama dengan cara terhormat," katanya.
Pemimpin Oposisi Bill Shorten juga mengecam kejadian itu dan mengaku sudah menelepon Abbott.
Seorang pendukung pernikahan sesama jenis Sally Rugg dalam postingannya di media sosial menyatakan "semua kekerasan yang terjadi selama plebisit menjijikkan, termasuk penyerangan yang diduga terjadi terhadap Tony Abbott".
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News di sini.