REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dompet Dhuafa "Singgalang", Sumbar, menghimpun dana kemanusiaan untuk membantu Muslim Rohingya sebagai bentuk keprihatinan.
"Pengumpulan dana ini sebagai bentuk keprihatinan kami terhadap nasib muslim Rohingya yang tertindas di negaranya sendiri yakni Myanmar," kata Branch Manager Dompet Dhuafa "Singgalang", Defri Hanas di Padang, Jumat.
Saat ini dana yang terkumpul yakni Rp33,242 juta, namun jumlah tersebut akan terus bertambah karena penghimpunan dana masih berjalan dan bergerak mengupayakan bantuan untuk Muslim Rohingya sebanyak-banyaknya.
Kegiatan pengumpulan dana ini bekerja sama dengan berbagai pihak, membuka rekening, dan publikasi. Kemudian melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah di Kota Padang untuk melakukan dongeng edukasi dan telapak tangan cinta untuk rohingya.
Untuk proses penyalurannya, pihaknya berkoordinasi dengan Dompet Dhuafa Pusat yang langsung terjun ke lapangan untuk menyerahkan bantuan. "Saat ini dua orang tim dari dompet dhuafa sudah berada di lokasi," ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini dapat memacu semangat dari pihak maupun kelompok lain agar melakukan aksi yang sama sehingga beban yang dirasakan saudara muslim di sana bisa dikurangi.
"Jika ada dermawan yang hendak memyumbang dapat melalui Bank Mandiri dengan nomor rekening 111.000.500.5000 atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika," lanjutnya.
Pemerintah Provinsi Sumbar, juga membuka rekening khusus untuk menghimpun dana guna membantu etnis Rohingya yang menjadi korban tragedi kemanusiaan di Myanmar. Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan rekening itu di Bank Nagari atas nama "Sumbar Peduli Rohingya" dengan nomor 2101.0210.05697-2.
"Kami mengajak aparatur sipil negara (ASN), relasi pemerintahan, dan masyarakat Sumbar untuk ikut menyisihkan rezeki guna membantu Rohingya," ujar dia.
Sebelumnya, berdasarkan data terbaru PBB menunjukkan, saat ini sekitar 421 ribu Muslim Rohingya telah menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus. Lebih dari 170 ribu pengungsi Rohingya yang baru tiba di Bangladesh belum menerima layanan kesehatan.