REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah lembaga survei di Inggris, YouGov, baru saja menggelar jajak pendapat terkait peranan Inggris dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, termasuk konflik Palestina dengan Israel. Hasil survei itu menunjukkan, mayoritas masyarakat Inggris menghendaki agar negaranya mengakui Palestina sebagai sebuah negara berdaulat.
Hasil survei yang dirlis YouGov pada Senin (25/9) memperlihatkan 53 persen responden menyatakan setuju bila Inggris harus mengakui negara Palestina yang berdaulat. Sedangkan, 14 persen lainnya tidak setuju dengan ide tersebut. Dan 33 persen sisanya mengatakan mereka netral terkait masalah ini.
Menanggapi survei tersebut, Duta Besar Palestina untuk Inggris Manuel Hassassian menilai opini publik Inggris perihal konflik antaranegaranya dengan Israel telah bergeser. "Saya berada di sini selama 11 tahun dan telah melihat perubahan dramatis dalam pandangan publik Inggris mengenai Palestina," ujarnya seperti dilaporkan laman Middle East Monitor.
Terlebih, kata Manuel, setelah ia mengetahui hasil survei terbaru dari YouGovyang memperlihatkan bahwa hanya sekitar 14 persen masyarakat Inggris yang tak sepakat dengan ide pengakuan negara Palestina. "Itu hanya 14 persen yang mengatakan mereka tidak ingin negara Palestina menerima pengakuan merupakan indikasi penyebab Palestina diterima di seluruh dunia," ujar dia.
Selain itu, dalam jajak pendapatnya, YouGov juga mempertanyakan peran historis Inggris, apakah negara ini memiliki tanggung jawab khusus untuk membantu menyelesaikan konflik Palestina dengan Israel saat ini. Sebanyak 55 persen responden menjawab tidak dan 45 persen sisanya menjawab ya.
Selain terkait konflik Palestina dengan Israel, dalam surveinya YouGov pun mempertanyakan tentang apakah kebijakan luar negeri Inggris di dunia Arab cukup efektif dalam menegakkan hak asasi manusia dan keamanan global. Sebanyak 57 persen masyarakat Inggris menyatakan tidak sepakat dan 15 persen lainnya sepakat terkait hal ini. Sedangkan, 28 persen sisanya menyatakan netral.
Kemudian ada pula pertanyaan tentang apakah kebijakan luar negeri Inggris di dunia Arab telah menstabilkan kekuatan di wilayah tersebut. Terkait hal ini, 58 persen masyarakat Inggris tidak sepakat dan 13 persen lainnya menyatakan sepakat. Adapun 29 persen memilih netral.