Selasa 26 Sep 2017 10:44 WIB

Kekurangan Gas di Australia Bisa Tiga Kali Lebih Parah dari Perkiraan

Red:
abc news
abc news

Kekurangan gas di pesisir timur Australia bisa tiga kali lebih buruk dari perkiraan. Namun ini belum mendorong Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk segera memperkenalkan kebijakan pengendalian ekspor.

"Kami ingin melihat rencana dari mereka - kami ingin melihat komitmen - maka kami juga ingin merasa puas kalau rencana dan komitmen tersebut akan memenuhi persyaratan ACCC," kata PM Turnbull. "Jelas, tujuannya adalah agar industri energi memperbaiki masalah ini berdasarkan kesepakatan."

 

Sumur gas bertenaga batubara
Gas diyakini dapat mengatasi masalah lonjakan harga listrik.

Sementara PM Turnbull belum menarik opsi kebijakan melakukan pengendalian ekspor gas. Dia telah menjelaskan kepada perusahaan energi bahwa Pemerintah Federal bersedia melakukan kebijakan itu.

"Kami akan terus menunda pemberlakuan mekanisme yang siap untuk diterapkan dan kami akan memastikan bahwa hal itu sepenuhnya sesuai dengan tujuan mengingat keadaan yang berubah ini, yaitu kekurangan gas yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya," katanya.

"Jika kita tidak dapat menerima jaminan dari industri terhadap kepuasan yang sudah direkomendasikan oleh ACCC, maka kita akan memaksakan kontrol ekspor tersebut."

Sementara itu, pemimpin Oposisi Bill Shorten kembali menekankan desakannya agar kebijakan pengendalian ekspor gas segera diimplementasikan. Bill Shorten melalui akun Twitternya mengatakan "saatnya untuk memberlakukan kebijakan pengendalian ekspor gas, mengapa [PM Turnbull] menolak?"

Juru bicara energi Partai Buruh, Mark Butler mengatakan bahwa pemerintah menunda-nunda tindakan pengendalian ekspor. "Perdana Menteri seharusnya hari ini menyatakan kekurangan yang mencerminkan nasehat yang dia terima dari operator pasar," katanya.

"Kami pikir kebijakan pengendalian ekspor gas harus diberlakukan dan harus ada pernyataan resmi bahwa pasar gas di Australia kekurangan pasokan hingga mencapai 100 petajoules."

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement