Kunjungan turis ke Bali belum menunjukkan penurunan meskipun ada kemungkinan Gunung Agung akan meletus, yang bisa menyebabkan bandara Ngurah Rai ditutup bagi penerbangan. Menurut Kepala Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsannurrohim, jumlah kedatangan setiap hari masih berkisar rata-rata 50 sampai 60 ribu orang.
"Sepanjang abu gunung ini tidak berdampak terhadap bandara Bali, kita tidak akan menutup." katanya. "Bila ada abu gunung, maka bandara akan ditutup."
Sekitar 400 penerbangan mendarat dan lepas landas di Bali setiap hari termasuk 50 penerbangan dari Australia. Menurut Ahsannurrohim, bila ada letusan gunung Agung yang menyebabkan penutupan bandara, maka penerbangan akan dialihkan ke tujuh bandara lainnya di Indonesia, termasuk Solo dan Surabaya.
Menurutnya, penumpang yang akan meninggalkan Bali akan mendapat bantuan transportasi untuk mencapai bandara alternatif.
"Bila ada abu gunung, maka yang pertama kami lakukan adalah mengaktifkan komando penanggulanan bencana di bandara, dan kami akan membantu maskapai dengan meja informasi, sehingga penumpang bisa mendapatkan informasi terbaru mengenai penerbangan mereka." kata Ahsannurrohim.
"Dan kami akan memberikan opsi transport alternatif bagi mereka yang tidak bisa terbang."
Bila terjadi ledakan, menurut kepala bandara Ngurah Rai tersebut, petugas landasan di Bali akan bergerak cepat untuk melindungi pesawat dari abu gunung. Partikel halus dari abu gunung bisa menyebabkan kerusakan di dalam mesin pesawat.
Peringatan tidak berarti pasti terjadi letusan
Status Bali saat ini adalah awas, dengan sekitar 50 ribu penduduk sudah mengungsi dari wilayah 12 km dari pusat kawah Gunung Agung. Pemerintah mengatakan secara keseluruhan ada sekitar 64 ribu penduduk yang tinggal di wilayah 12 km tersebut sebelum Gunung Agung menunjukkan kegiatannya.
Sekitar 1000 tremor dilaporkan terjadi dalam sehari, dan para pakar memperkirakan bahwa gunung tersebut akan segera meletus. Namun Ketua Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan memperkirakan apakah sebuah gunung akan meletus bukanlah hal yang mudah.
"Gunung Agung dalam keadaan kritis, yang berarti seluruh alat pengukur yan kita punyai menunjukkan magma sudah naik ke permukaan, namun adanya lapisan bebatuan mencegah magma itu keluar." katanya.
"Jadi meskipun kita sudah menyatakan tingkat awas, tingkat kritis keempat, tidaklah berarti akan meletus."
"Ini tergantung energi untuk mendorong magma. Kami tidak bisa memberikan perkiraan kapan tepatnya akan meletus."
Presiden Joko Widodo hari Selasa (26/9/2017) akan mengunjungi Bali untuk melihat sendiri keadaan gunung dan juga para penduduk yang sudah mengungsi.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini