REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pasukan Houthi menahan seorang pria warga Amerika Serikat di ibu kota Yaman, Sanaa, dengan alasan yang belum jelas. Kelompok Houthi dukungan Iran menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman, termasuk Sanaa, dan sedang terlibat pertempuran dengan sekutu pimpinan Arab Saudi yang berusaha mengembalikan pemerintahan yang diakui secara internasional.
Nadia Burch mengatakan bahwa suaminya, Danny Lavon Burch, ditangkap pada Sabtu setelah mengantar anaknya sekolah. Dia bekerja di Yaman sejak akhir 1980an. Saat ini, ia bekerja untuk perusahaan minyak Safer, kata Burch, seorang warga Yaman.
"Dia tidak memiliki masalah atau perselisihan dengan siapa pun, itulah sebabnya ia tak pergi seperti yang orang lain lakukan," kata dia, Senin (25/9).
"Saya meminta pembebasan suami saya dengan selamat kembali kepada saya," tambahnya.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, bahwa mereka mengetahui dan prihatin dengan laporan tersebut. Namun, Gerakan Houthi tidak menjawab permintaan untuk memberikan tanggapan dan perusahaan minyak Safer juga tidak segera bersedia memberikan tanggapan.
Dua rekan Burch di Sanaa mengatakan, bahwa pasukan Houthi bertanggung jawab atas penangkapan tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Namun, Nadia Burch mengatakan, pelaku penculikan tidak menghubunginya dan dia tidak yakin dengan jatidiri pelaku.
Lebih dari 10 ribu orang tewas dalam perang sipil Yaman. Perang dimulai pada Maret 2015 ketika pasukan Houthi merebut kantor Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di kota Aden, yang memaksanya untuk melarikan diri dari negara itu dan meminta bantuan Arab Saudi.