Rabu 27 Sep 2017 16:23 WIB

Arab Saudi Akhirnya Izinkan Kaum Wanita Mengemudi

Rep: Christiyaningsih/ Red: Endro Yuwanto
Wanita Arab Saudi mengemudikan mobil. (ilustrasi)
Foto: htekidsnews.com
Wanita Arab Saudi mengemudikan mobil. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  RIYADH -- Menyetir mobil adalah hal yang dilarang bagi kaum Hawa di Arab Saudi. Namun kini pembatasan tersebut tak berlaku lagi.

Raja Salman baru saja mengumumkan bahwa aturan yang melarang wanita mengemudi telah dicabut. Dikutip dari laman Al Jazeera Rabu (27/9) surat keputusan pencabutan larangan mengemudi sudah ditandatangani oleh Raja Salman. Dalam surat keputusan itu tertulis bahwa kaum wanita boleh mengemudi asalkan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Komite tingkat tinggi Arab Saudi kini sedang menyusun UU yang mengatur implementasi keputusan tersebut. Komite akan segera mengeluarkan rekomendasi dalam 30 hari ke depan. Rencananya, pembolehan wanita untuk mengemudi akan diberlakukan mulai akhir Juni 2018.

Pengumuman ini tentu saja membawa angin segar bagi isu kebebasan wanita di Arab Saudi. Negara ini semakin memberi kelonggaran kepada kaum wanita setelah sebelumnya sudah membolehkan wanita pergi ke stadion. Langkah ini dinilai sebagai ancang-ancang Pemerintah Arab Saudi guna menghadapi visi 2030. Pada 2030 negara ini akan mereformasi bidang sosial dan ekonomi sebagai persiapan memasuki masa yang disebut 'post-oil era'.

Sebelum larangan ini dicabut, Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang wanita mengemudi mobil. Aktivis-aktivis yang memperjuangkan hak-hak wanita dengan lantang menuntut pemerintah mencabut aturan itu. Namun mereka justru harus mendekam di penjara. Perlakuan serupa juga dikenakan kepada wanita yang nekat menyetir mobil.

Pada 2016 pangeran Alwaleed bin Talal menyerukan pentingnya pencabutan larangan mengemudi bagi wanita. Pangeran yang cukup berpengaruh ini menyatakan usulnya tidak hanya mempertimbangkan hak-hak wanita. Tetapi juga didasarkan atas pertimbangan ekonomi.

Menurut Alwaleed, melarang wanita mengemudi sungguh tidak adil dan sama buruknya dengan melarang mereka mengenyam pendidikan. "Saya rasa larangan ini mencerminkan pandangan tradisional dan melebihi aturan yang ditetapkan oleh agama," kata Alwaleed.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement