Jumat 29 Sep 2017 10:02 WIB

Cerita Saksi Saat Kapal Rohingya Berisi 100 Orang Tenggelam

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang wanita Roohingya di antara tenda yang terendam banjir di Kamp pengungsi Rohingya, Cox's Bazaar, Bangladesh
Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters
Seorang wanita Roohingya di antara tenda yang terendam banjir di Kamp pengungsi Rohingya, Cox's Bazaar, Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Polisi dan saksi mata mengatakan, sejumlah orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak, dikhawatirkan tewas saat sebuah kapal yang membawa orang-orang Rohingya melarikan diri dari kerusuhan di Myanmar tenggelam di lepas pantai Bangladesh.

Lebih dari 100 orang Rohingya berada di sana saat kapal yang terbalik di sekitar laut kira-kira pukul 17.30 sore  (11:30 GMT) pada Kamis dekat dengan Patuwartek, sekitar 8 km dari Pantai Inani di Distrik Cox's Bazar.

Menurut polisi, 17 korban selamat ditemukan, bersama 15 mayat wanita dan anak-anak."Rohingya yang selamat mengatakan ada lebih dari 100 orang Rohingya di kapal. Kami khawatir akan menemukan lebih banyak mayat," kata Inspektur Mohamed Kai Kislu seperti dilansir Aljazirah, Jumat, (29/9).

Nurul Islam, korban selamat, 22 tahun dari Rathetaung mengatakan, ia menaiki kapal dari Go Zon Dia, sebuah desa Rohingya di sepanjang sungai Naf, pada pukul 22.00 pada Rabu waktu setempat.

Dia membenarkan bahwa lebih dari 100 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, berada di atas kapal. Di antara mereka ada ibu Islam, istrinya,  dan anak laki-laki, serta saudara perempuan dan tiga anaknya.

Dikhawatirkan mereka semua meninggal."Saya mencoba berpegang pada anak saya, tapi saya tidak bisa," kata Islam masih syok dan kelelahan.

Ambulans, polisi, dan petugas pemadam kebakaran bergegas ke tempat kejadian, begitu pula penduduk setempat membawa obor untuk membantu operasi penyelamatan.  "Ada begitu banyak anak-anak, saya melihat enam terendam," kata saksi Kullia Mia, yang termasuk di antara mereka melompat ke air untuk mencoba dan membantu menyelamatkan nyawa manusia.

Seorang saksi lainnya, Bilaluddin, mengatakan, laut bergelombang besar saat kapal tersebut terbalik. Terlihat begitu banyak orang tenggelam. "Saya menemukan bayi berusia dua bulan, saya tidak bisa menyelamatkan siapapun, saya menemukan tiga mayat," kata Bilaluddin.

Ia tidak berpikir bisa menemukan korban selamat, tapi hanya mayat-mayat saja. Insiden tersebut terjadi saat PBB mengatakan, jumlah orang Rohingya yang telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh sejak kekerasan meletus di negara bagian Rakhine di Myanmar pada 25 Agustus telah melampaui setengah juta orang.

"Kami berurusan dengan besarnya arus perpindahan manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal jumlah," kata Manajer Proyek  International Organization for Migration, Peppi Siddiq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement