REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi mendapat pujian atas perannya dalam membantu menangani konflik yang terjadi di Rakhine, Myanmar. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (29/9).
"Saya menghargai peran penting Menlu RI Retno yang telah mendorong pendekatan dengan tiga langkah yang saya tegaskan dan didorong banyak negara lainnya dalam konflik di Rakhine," ujar Guterres
Seperti tertulis dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia, Guterres mengatakan hingga saat ini situasi keamanan di Rakhine dinilai masih terus memburuk. Kondisi itu berlangsung sejak 25 Agustus lalu, di mana saat itu terdapat serangan terhadap 30 pos keamanan polisi di area perbatasan Myanmar dan Bangladesh.
Pasukan militer Myanmar mengatakan ada ratusan orang yang diyakini kelompok militan asal Rohingya membawa senjata dan menggunakan bahan peledak untuk menyerang. Pertempuran dengan penyerang kemudian terus berlanjut.
Tak hanya itu, tentara Myanmar kemudian juga melakukan operasi keamanan di desa-desa yang menjadi tempat tinggal penduduk dari etnis tersebut di sejumlah desa dan wilayah Rakhine. Situasi di wilayah negara bagian itu semakin memburuk dengan adanya laporan pembakaran desa-desa yang menjadi tempat tinggal warga Rohingya di sana.
Diperkirakan lebih dari 480 ribu orang yang melarikan diri dari Rakhine dan saat ini menjadi pengungsi di Bangladesh. Kemungkinan besar jumlah ini dapat terus meningkat, seiring dengan kekerasan yang hingga kini belum dapat dihentikan sepenuhnya.
Untuk itu, sejalan dengan formula 4+1 yang telah disampaikan Retno kepada Pemerintah Myanmar awal bulan ini, Guterres menegaskan tiga langkah yang perlu segera diambil pemerintah Myanmar. Pertama adalah mengakhiri operasi militer, kedua membuka akses bantuan kemanusiaan, dan ketiga pemulangan kembali pengungsi Rohingya dari Bangladesh.
Selain Sekjen PBB, anggota Dewan Keamanan PBB lain juga secara khusus menyampaikan penghargaan peran Menlu RI dan Indonesia seperti Swedia dan Inggris. Selain itu, Senegal dan Kazakhstan juga menghargai peran Asia Tenggara (ASEAN) dalam mencari solusi konflik di Myanmar.