Senin 02 Oct 2017 17:17 WIB

Australia Bangun 3 Satelit Baru Pantau Pencari Suaka

Rep: Stephanie Borys/ Red:
abc news
abc news

Australia saat ini tengah membangun tiga satelit baru yang akan melakukan pengawasan audio dan visual untuk Angkatan Pertahanan mereka.

Pemerintah Federal telah menganggarkan dana sebesar $ 10 juta atau setara Rp105,6 miliar kepada tim luar angkasa dari Universitas New South Wales (UNSW) di Canberra untuk menyelesaikan proyek satelit baru tersebut.

Proses pengerjaan satelit pertama sudah berjalan dan dijadwalkan akan diluncurkan tahun depan.

Astronot berjalan di bulan
Pemerintah Australia berencana menginvestasikan dana sebesar Rp105,6 triliun selama beberapa dekade mendatang di sektor teknologi yang berkaitan dengan antariksa.

NASA

Perangkat yang dikenal sebagai Cubesat itu, memiliki ukuran sebesar roti tawar dan beratnya sekitar empat kilogram.

Direktur ruang luar angkasa Universitas New South Wales,  Profesor Russell Boyce mengatakan, meski kecil, pesawat ruang angkasa tersebut memiliki tugas besar di masa depan.

"Pesawat luar angkasa ini memiliki kemampuan onboard untuk mendengarkan benda-benda di permukaan bumi, khususnya kita tertarik dengan kapal-kapal, jadi pesawat ini dapat membantu angkatan pertahanan dalam pengawasan maritim," kata Profesor Boyce.

Dua satelit lainnya, masing-masing memiliki ukuran dua kali satelit pertama, dijadwalkan selesai pada 2019.

"Mereka tidak hanya memiliki perangkat lunak untuk menemukan gelombang radio, tapi juga beberapa teleskop dan kamera optik," kata Profesor Boyce.

Menteri Perindustrian Pertahanan Australia, Christopher Pyne mengatakan data yang dikumpulkan dari satelit-satelit ini akan dapat membantu pesawat mata-mata militer Australia dengan pekerjaan mereka, dan membantu mendeteksi kapal pencari pencari suaka.

"Untuk memastikan bahwa apa pun yang ada di perairan kita di wilayah utara Australia, atau menuju Australia, adalah sesuatu yang kita lihat sebelumnya mereka berada dalam posisi yang dapat membahayakan kita, atau memang mendukung operasi pengawasan saat ini yang melarang penyelundupan manusia atau penangkapan ikan secara ilegal,"kata Menteri Pyne.

Pertumbuhan industri antariksa lambat

Pendanaan proyek satelit baru ini hanyalah sebagian kecil dari rencana Pemerintah Federal Australia untuk menginvestasikan dana $ 10 miliar atau sekitar Rp105,6 triliun selama beberapa dekade mendatang di sektor teknologi yang berkaitan dengan antariksa.

UNSW di Canberra telah bekerja sama dengan Angkatan Udara Australia (RAAF) untuk menyelesaikan proyek ini, yang juga akan memberikan kesempatan penelitian dan pendidikan. 

Konsep ESA untuk markas antariksa dengan banyak kubah di bulan
Dalam beberapa dekade mendatang kita mungkin akan memiliki markas di bulan dengan bentuk seperti ini.

ESA/Foster+Partners

Menteri Christopher Pyne mengatakan tujuan jangka panjang pengembangan di sektor teknologi antariksa adalah untuk memiliki lebih banyak satelit yang dibangun secara lokal, untuk mengurangi ketergantungan Australia pada perusahaan internasional.

"Australia memiliki kemampuan ruang angkasa, tapi selalu kemampuan orang lain yang telah kami beli," kata Menteri Pyne.

"Pendekatan baru ini adalah untuk membangun kemampuan kita sendiri, yang memberi kedaulatan bagi Australia dibidang pertahanan dalam hal ruang angkasa dan itu adalah perkembangan yang sangat menarik." kata Menteri Perindustrian Pertahanan Australia, Christopher Pyne.

Profesor Boyce mengatakan bahwa industri antariksa perlahan-lahan mulai tumbuh di Australia.

"Kami mulai melihat kemungkinan bagi Australia untuk mengembangkan beberapa teknologi yang dapat kami gunakan untuk tujuan kami sendiri dan kemudian kami dapat menambahkan upaya-upaya internasional dengan mitra internasional seperti AS atau Eropa," katanya.

"Dan pada saat dibutuhkan Australia bisa mulai mengandalkan kemampuannya sendiri dan tidak menjadi rentan.”

Cubesat
Peneliti UNSW Canberra, Simon Barraclough dengan pesawat antariksa Cubesat yang memiliki tugas besar di masa mendatang.

Supplied: UNSW Canberra

'Keuntungan besar untuk peluang komersial'

Sementara Australia bisa membangun satelit, namun Australia tidak memiliki kemampuan untuk mengirimnya ke luar angkasa.

Profesor Boyce mengatakan sejumlah organisasi telah bekerja keras untuk mengubah fakta ini.

"Kami belum melihat berapa banyak atau mana dari upaya ke arah sana yang mungkin berhasil, tapi ada beberapa orang dan pendekatan yang sangat kredibel telah dilakukan," katanya.

"Jika kita bisa mengirim sendiri satelit ke luar angkasa, itu akan sangat bermanfaat bagi peluang komersial dan juga bagi Pertahanan dan Keamanan Nasional."

Setelah rampung dikerjakan, satelit-satelit baru ini akan dibawa ke Amerika Serikat dan dilekatkan pada sebuah roket.

Mereka akan diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base di California, Amerika Serikat.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement