REPUBLIKA.CO.ID, TEKNAF -- Eksodus warga Rohingya diprediksi mencapai setengah juta jiwa. Jumlah itu diprediksi masih akan terus bertambah. PBB menyebutkan warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh mencapai setengah juta orang. Itu pun masih akan terus bertambah.
The International Organization for Migration menyatakan sudah lebih dari 60 orang tewas atau hilang saat mereka berusaha mengusi melalui jalur laut pada pekan lalu. Meski komunitas internasional sudah mengecam kekerasan ini dan meminta Myanmar untuk melindungi warga Rohingya, seorang polisi di Teknaf Sufi Ullah melihat tak ada yang berubah.
''Kami melihat mereka datang dari berbagai penjuru, dari mana saja mereka bisa masuk,'' kata Ullah seperti dikutip AP, Ahad (1/10).
Ullah melihat para pengungsi tertekan sebab mereka hanya bisa lari pada malam hari. Siang hari mereka sembunyi di hutan atau di bukit-bukit di Myanmar.
Beberapa ribu pengungsi Rohingya juga berhasil mencapai Bangladesh menggunakan perahu pada Jumat lalu. Otoritas Bangladesh sendiri berharap peningkatan jumlah pengungsi tidak terlalu cepat terjadi.
Para pengungsi itu tampak kehabisan tenaga. Menurut seorang relawan Bangladesh, Mohammed Ismail, sebagian pengungsi itu belum makan dan tidur selama berhari-hari. Saking lelahnya, mereka bahkan tak mampu bicara.
''Saya tak pernah melihat yang seperti ini, menyedihkan,'' kata Ismail.
Kepada Program Pangan Dunia PBB di Cox's Bazar, Bangladesh, Karim Elguindi menyatakan para pengungsi ini demikian rapuh. Mereka butuh tempat berteduh, meski saat ini lokasi pengungsian makin padat.
Ia tak tahu berapa banyak warga Rohingya yang masih tertahan di Myanmar. Namun ia yakin, masih ada ribuan yang sedang dalam perjalanan mengungsi.