Rabu 04 Oct 2017 08:59 WIB

Menhan AS Dicecar Soal Cicitan Trump yang Sindir Menlu

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pertahanan AS, James Mattis.
Foto: BBC
Menteri Pertahanan AS, James Mattis.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan (Menhan) AS James Mattis didesak untuk menjelaskan serentetan cicitan terbaru Presiden AS Donald Trump di akun Twitter pribadinya. 

Sebelumnya Trump tampaknya menolak solusi diplomatik dalam menghadapi Korea Utara (Korut). Ia meminta meminta Menlu Rex Tillerson untuk tidak menyia-nyiakan waktu.

"Saya berkata kepada Rex Tillerson, Menlu kita yang luar biasa, ia telah menyia-nyiakan waktunya untuk mencoba bernegosiasi dengan Little Rocket Man," tulis Trump, Ahad (1/10).

Hal tersebut sangat berlawanan dengan pernyataan Mattis yang mengatakan, Pentagon mendukung Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Rex Tillerson untuk menemukan solusi diplomatik. Meski demikian, Pentagon tetap fokus pada persiapan militer AS dan sekutu.

Senator Partai Demokrat dari Rhode Island, Jack Reed, yang merupakan anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat, mengatakan dukungan Pentagon terharap Tillerson tampaknya tidak sejalan dengan Trump.

Trump mengatakan, solusi diplomatik secara langsung atau tidak langsung terhadap Pyongyang, pada dasarnya hanya akan membuang-buang waktu.

"Bagaimana tanggapan Anda terhadap cicitan itu? Di satu sisi, Anda sangat mendukungnya (Tillerson), dan di sisi lain presiden justru telah meminta untuk menghentikannya," tanya Reed kepada Mattis, dalam sidang bersama antara Menhan dengan Senat AS, Selasa (3/10).

Mattis menuturkan, arahan Presiden Trump untuk dia dan Tillerson telah sangat jelas. AS akan mengejar upaya diplomatik, yang menurut purnawirawan jenderal bintang empat Marinir tersebut mencakup berbagai kerja sama dengan Cina dan sanksi ekonomi yang ditujukan kepada Pyongyang.

Mattis mengaku pendekatan AS saat ini untuk Korut yang memiliki senjata nuklir adalah maju untuk sebuah solusi.

Dia yakin Tillerson secara akurat menyatakan AS sedang menyelidiki peluang untuk berbicara dengan Korut. "Yang kami lakukan hanyalah menyelidik, kami tidak berbicara dengan mereka," kata Mattis, dikutip CNBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement