Kamis 05 Oct 2017 16:45 WIB

Jumlah Turis ke Bali Menurun

Rep: Samantha Hawley/ Red: Budi Raharjo
Gunung Agung, Bali.
Foto: ABC News
Gunung Agung, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Gunung Agung menjadi contoh terbaik bagaimana alam mengancam kehidupan manusia. Di saat para ahli vulkanologi bekerja siang malam untuk memprediksi apa yang akan terjadi dengan gunung berapi ini, Pulau Dewata pun terganggu.

Bahkan tanpa letusan pun, aktivitas gunung berapi ini menjadi berita buruk. Dampak terbesarnya dialami warga Bali. Puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah dan mata pencaharian mereka. Kemudian ada dampak lebih luas bagi pulau yang bersandar pada sektor pariwisata ini.

5.000 turis batalkan reservasi

Gunung Agung, Bali.

Belum ada seorang pun turis yang merasakan langsung dampak aktivitas Gunung Agung namun kini ribuan di antaranya telah membatalkan rencana perjalanan mereka.

Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran setempat, kini 5.000 wisatawan telah membatalkan pemesanan mereka untuk bulan Oktober. Angka ini menunjukkan penurunan 20 persen dibanding jika tidak membatalkan reservasi.

Akibatnya, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika meminta agar negara-negara asing menghapus peringatan perjalanan akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung. "Saya sudah berbicara dengan mereka. Ada lima negara yang telah meningkatkan travel warning mereka," kata Gubernur Pastika.

"Saya meminta mereka mencabut peringatan itu karena masih aman. Mereka pun sepakat untuk segera mencabutnya," katanya.

Untuk Australia, peringatan terbaru tidak menyebutkan larangan bepergian ke Bali. Peringatan ini faktual dan terukur. "Pantau laporan media lokal dan patuhi instruksi dari pihak berwenang setempat," demikian saran Deplu Australia (DFAT).

"Letusan Gunung Agung bisa berdampak pada perjalanan udara di wilayah ini. Hubungi operator penerbangan atau tur Anda untuk konfirmasi rencana perjalanan," tambahnya.

Tidak ada yang bisa memastikan kapan atau apakah Gunung Agung akan meletus. Sejumlah pihak memperingatkan hal itu bisa terjadi besok, yang lainnya mengatakan hal itu memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Kapan pun waktunya, satu hal yang pasti, jangan sampai lengah.

Penutupan bandara

Gubernur Pastika mengatakan telah mengumpulkan perwakilan lebih dari 30 konsulat berbagai negara untuk menjelaskan risiko dan kekhawatiran tersebut. "Kuta, Sanur, Nusa Dua, Jimbaran, Tanah Lot semuanya aman," katanya menyebutkan beberapa tempat wisata paling populer di Bali.

Deplu Australia meminta warganya terus memantau laporan dan petunjuk dari pihak berwenang setempat terkait Gunung Agung. Reuters: Antara Foto Agency

Dia mengatakan, perhatian utama yang diungkapkan dalam pertemuan tersebut terkait dengan penutupan bandara.

Dia memastikan bahwa visa akan diperpanjang masa berlakunya dan akomodasi akan disiapkan jika hal itu terjadi.

"Jika mereka benar-benar harus pergi maka mereka bisa melalui Surabaya atau Lombok. Kami akan menyediakan transportasi," kata Gubernur Pastika.

Banyak gunung berapi aktif

Banyak gunung berapi di Indonesia yang terus menunjukkan aktivitas tanpa perduli mata pencaharian, pariwisata, atau kehidupan manusia umumnya. Tetap seperti itu.

Gunung Merapi di antara Jawa Tengah dan Yogyakarta misalnya meletus pada Oktober 2010 dan menyebabkan kematian ratusan warga. Banyak warga lainnya dilaporkan mengalami luka bakar dan masalah pernafasan setelah awan gas menghantam wilayah sekitar. Hembusan piroklastik, gas panas dan materi vulkanik, akan meluluhkan apapun yang dilaluinya.

Kemudian Gunung Sinabung di Sumatra Utara meletus pada tahun 2010 memuntahkan abu panas ke udara sejak saat itu. Pusat evakuasi bisa berlangsung sangat panjang.

Pada 1963, Gunung Agung pun meletus dalam segala kemarahannya menewaskan lebih dari 1.000 warga. Namun kini Gubernur Bali yakin hal itu tidak akan terjadi lagi. "Jangan bandingkan dengan letusan di tahun 1963. Saat itu tidak ada mobi, tidak ada alat komunikasi, tidak ada listrik, jalanannya buruk. Pemerintahan tidak stabil," kata Gubernur Pastika.

"Jika letusan terjadi hari ini tidak akan ada orang yang meninggal," tambahnya.

Pernyataan yang sangat meyakinkan. Namun, memperhatikan peringatan perjalanan selalu menjadi yang terbaik. Meski hal itu bukan berarti Anda harus membatalkan perjalanan sama sekali. Setidaknya saat ini.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/jumlah-turis-ke-bali-menurun/9018270
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement