REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump segera menghentikan kesepakatan internasional dengan Iran. Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan, langkah ini diambil untuk mengekang program nuklir mereka.
Trump tampaknya juga akan menggelar strategi yang lebih luas dan konfrontatif terhadap Iran. Ini menyusul pemerintahan Trump yang kerap mengkritik perilaku Teheran di Timur Tengah.
"Kita tidak bisa membiarkan Iran mendapatkan senjata nuklir," kata Trump dalam pertemuan di Gedung Putih seperti diwartakan Reuters, Jumat (6/10).
Dalam pertemuan itu Trump menuduh Iran mendukung aksi terorisme, menyebarkan kekerasan, pertumpahan darah dan kekacauan di Timur Tengah. Dia mengungkapkan, alasan inilah yang membuat porgram nuklir Iran harus segera dihentikan.
Trump bersikeras Iran tidak bertindak sesuai dengan kesepakatan untuk membatasi program nuklirnya. Kendati, Trump harus membuktikan perkataannya itu kepada Kongres terakhir pada 15 Oktober nanti.
Pemerintah Iran telah berulang kali mengatakan mereka tidak akan menjadi yang pertama melanggar kesepakatan tersebut. Ini menyusul sanksi internasional yang menghantui ekonomi negara jika perjanjian itu dilanggar.
Sementara, kongres AS memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan pengajuan sanksi ulang kepada Iran atau ditangguhkan berdasarkan kesepakatan yang ada. Ini jika Trump gagal menyerahkan bukti pelanggaran yang dilakukan Iran.