REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --- Presiden Rusia Vladimir Putin menerima kunjungan Raja Arab Saudi Salman Ibn Abdul Aziz dan melakukan pembicaraan bersejarah di Kremlin, Rusia, Kamis (5/10) waktu setempat. Kunjungan ini disebut memperkuat hubungan yang sangat penting bagi harga minyak dunia dan dapat menentukan penyelesaian konflik di Yaman dan Suriah.
Dilansir Aljazirah, Jumat (6/10), menghadapi urusan regional, Raja Salman mengatakan kepada Putin agar mendesak Iran berhenti mencampuri konflik di Timur Tengah. "Kami menekankan bahwa keamanan dan stabilitas kawasan Teluk dan Timur Tengah merupakan kebutuhan mendesak untuk mencapai stabilitas dan keamanan di Yaman," kata Raja Salman.
Ia juga menuntut agar Rusia menekan Iran tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, untuk menghentikan destabilisasi situasi di wilayah tersebut. Iran dan Arab Saudi telah mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam konflik yang sedang berlangsung di Suriah dan Yaman. Rusia, seperti Iran, juga merupakan mitra kunci Pemerintah Suriah Presiden Bashar al-Assad, yang telah ditentang oleh Arab Saudi.
Raja Salman merupakan raja Saudi pertama yang mengunjungi Rusia. Raja Salman memimpin sebuah delegasi yang menyetujui kesepakatan investasi bersama senilai 1 miliar dolar AS.
Investasi ini sangat dibutuhkan untuk ekonomi Rusia yang merasa terguncang oleh harga minyak yang rendah dan sanksi negara-negara Barat.
Arab Saudi juga telah menandatangani nota kesepahaman tentang pembelian sistem pertahanan udara Rusia S-400. Kesepakatan ini diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan industri sistem militer dan militer di Arab Saudi
Pembelian ini menandai sebuah pergeseran untuk kerajaan Arab, yang pelanggan setia peralatan militernya dari Amerika Serikat dan Inggris. "Saya yakin bahwa kunjungan Anda akan memberi dorongan yang baik untuk pengembangan hubungan antara kedua negara kita," kata Putin kepada Raja Salman saat mereka duduk berdampingan di Rumah Hijau Kremlin yang dihiasi dengan mewah.
Rusia dan Arab Saudi, terlepas dari perbedaan mereka, juga memiliki kepentingan bersama dalam menopang kenaikan harga minyak dunia. Selain itu, kenyataan bahwa Moskow, karena intervensi militernya di Suriah, memiliki pengaruh di Timur Tengah.
Raja Saudi mengundang Putin untuk mengunjungi negaranya dan mengatakan bahwa mereka berencana untuk terus bekerja sama untuk menjaga agar harga minyak dunia tetap stabil. Moskow dan Riyadh bekerja sama untuk mendapatkan kesepakatan antara OPEC dan produsen minyak lainnya untuk mengurangi produksi hingga akhir Maret 2018.
Menteri Energi Khalid al-Falih mengatakan, Arab Saudi sangat terbuka mengenai saran Moskow untuk memperpanjang pakta tersebut sampai akhir tahun depan.
Adapun terkait Suriah, Riyadh mendukung pemberontak yang melawan tentara Presiden Bashar al-Assad, sementara pasukan Rusia dan Iran berpihak pada Assad. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memusatkan perhatian pada kesamaan yang ada, dengan mengatakan bahwa kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya memerangi terorisme, menemukan solusi damai untuk konflik di Timur Tengah, dan mengenai prinsip integritas teritorial.
Rekannya dari Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan, cakrawala baru telah dibuka untuk hubungan Rusia-Saudi yang sebelumnya tidak dapat dibayangkannya. "Hubungan antara Rusia dan Arab Saudi telah mencapai momen bersejarah," kata Jubeir berbicara melalui seorang penerjemah.
Sementara itu, investasi sebesar 1 miliar dolar AS akan dialirkan untuk membangun kompleks petrokimia, Bandara Pulkovo, dan 20 proyek pembangunan lainnya di Rusia. Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, saat ini Russian Direct Investment Fund dan Public Investment Fund Saudi telah berinvestasi sebesar lebih dari 1 miliar dolar AS untuk membangun proyek-proyek gabungan.
"Ini termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan perusahaan logistik. Sementara, 25 proyek lagi saat ini sedang kami pelajari," ujar Novak dilansir Xinhua.
Novak telah bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Arab Saudi Majed bin Abdulah al-Qasabi dalam Forum Investasi Rusia-Saudi. Dalam pertemuan tersebut, Rusia dan Arab Saudi sepakat akan membentuk kelompok kerja untuk menghilangkan hambatan investasi dan meningkatkan kerja sama ekonomi bagi keduanya.
(Diolah oleh Fitriyan Zamzami).