REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG — Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un telah mempromosikan jabatan partai untuk adik perempuannya, Kim Yo-jong (28 tahun). Promosi ini membawa Kim Yo-jong semakin dekat ke pusat kekuasaan, sekaligus memperketat kontrol keluarga terhadap pemerintahan.
Ia menempatkan Kim Yo-jong di Biro Politik Komite Pusat Partai. Biro yang dipimpin langsung oleh Kim Jong-un ini berfungsi sebagai badan pengambilan keputusan partai.
Kim Yo-Jong yang sebelumnya menjabat sebagai wakil direktur Departemen Propaganda partai tersebut, telah mendapat sanksi bersama enam pejabat Korut lainnya pada Januari lalu oleh Departemen Pengawasan Aset Asing, Kementerian Luar Negeri AS. Sanksi dijatuhkan karena tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan kegiatan penyensoran.
Kim Jong-un dan Kim Yo-jong lahir dari ibu yang sama, yaitu Ko Yong-jui. Saudara seayah mereka, Kim Jong-nam, telah dibunuh pada Februari lalu di Bandara International Kuala Lumpur 2, Malaysia, dengan racun kimia agen saraf VX.
Kim Jong-nam telah menetap di luar Korut selama bertahun-tahun. Ia terkadang membuat komentar yang mengkritik rezim Kim Jong-un.
Kim Jong-nam bukan anggota keluarga pertama yang terbunuh sejak Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan pada 2011, setelah kematian ayahnya Kim Jong-il. Pada 2013, Kim Jong-un mengeksekusi pamannya Jang Song-Thaek atas tuduhan korupsi dan faksialisme.
Kim Yo-jong tampil lebih menonjol di depan umum dan dipandang sebagai perempuan paling berpengaruh di Korut bersama istri Kim Jong-un, Ri Sol-ju. Di negara itu, ikatan keluarga lebih berarti daripada gelar atau pangkat manapun.
"Kim Jong-un sedang memperluas praktik ayah dan kakeknya untuk memberdayakan anggota keluarga," ujar Yang Moo-jin, seorang profesor Studi Korea Utara di Universitas Korea Selatan kepada Bloomberg, dilansir Ahad (8/10).
Promosi Kim Yo-jong diumumkan dalam konvensi Partai Pekerja, yang berlangsung di Pyongyang, pada Sabtu (7/10). Partai Pekerja juga mempromosikan lusinan pejabat lainnya.
Di acara ini, Kim Jong-un meminta agar pengembangan senjata nuklir terus dipertahankan untuk melawan AS. "Situasi saat ini sangat berat dan kita menghadapi cobaan berat," ujar Kim.