REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Uber akan membekukan layanan UberPOP di Oslo sampai Pemerintah Norwegia mengenalkan aturan terbaru. Hal ini memberi sinyal perusahaan penyedia aplikasi teknologi angkutan asal AS itu bersedia menyesuaikan diri dengan regulasi setempat.
Tak disebutkan pasti hingga kapan pembekuan layanan yang belum memperoleh izin otoritas ini akan berlangsung. Dalam pernyataan resmi yang dilansir Reuters pada Senin (9/10), Uber mengaku mereka belajar banyak atas semua kejadian. Mereka berusaha melakukan perubahan mengingat ada jutaan pengemudi yang menggantungkan diri pada perusahaan itu. Kehadiran Dara Khosrowshahi sebagai CEO baru Uber diakui Uber jadi era baru.
''Itu sebabnya kini saatnya bagi kami menghentikan dahulu UberPOP di Norwegia untuk kemudian kami luncurkan kembali setelah ada regulasi terbaru,'' ungkap Uber.
UberPOP mulai akan dihentikan sementara pada 30 Oktober mendatang. Sementara layanan Uber lain yang sudah berizin yakni UberBLACK dan UberXXL tetap beroperasi normal.
Uber mengambil langkah ini sering komitmen Pemerintah Norwegia atas rekomendasi komite sharing economy soal perpajakan dan perizinan jasa transportasi. Uber melihat Norwrgia amat pantas memutakhirkan aturan terkait inovasi dan kompetisi tanpa mengorbankan kekhasanan Norwegia sebagai model bagi negara lain.
''Kami harap Pemerintah Norwegia dapat segera mengimplementasikan rekomendasi tersebut sehingga kami bisa meluncurkan kembali versi terbaru produk yang banyak dicintai warga ini,'' ungkap Uber.
Di Eropa, Uber mengalami tekanan dari perusahaan taksi tradisional dan regulator atas tudingan persaingan usaha yang tidak sehat. Layanan UberPOP sendiri telah dibekukan di beberapa ibukota negara Eropa seperti Paris, Brussel, dan London.