REPUBLIKA.CO.ID,Seminggu setelah meminta ribuan pengungsi Gunung Agung untuk kembali ke desanya, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengakui bahwa dia salah menghitung jumlah pengungsi. Kini dia menyatakan bahwa tempat-tempat penampungan memang dihuni oleh warga yang benar-benar pengungsi.
Gubernur Pastika pekan lalu mengatakan sekitar setengah dari 150 ribu pengungsi Gunung Agung di Bali sebenarnya tidak perlu berada di tempat penampungan darurat karena desa mereka tidak berisiko. Kini Gubernur Pastika mengakui bahwa informasi tersebut keliru.
Menurut dia, jumlah pengungsi resmi dari 28 desa yang terancam jauh lebih tinggi daripada yang dipikirkannya sebelumnya. "Saya minta maaf. Saya mendapatkan informasi yang salah tentang jumlah penduduk yang tinggal di 28 desa," katanya.
"Dari 28 desa, jumlah pengungsi seharusnya 185.865 orang, berasal dari 54.788 keluarga," tambahnya. Gubernur Pastika tadinya mengatakan banyak di antara pengungsi itu tidak berada dalam bahaya nyata. Mereka datang ke tempat penampungan karena takut oleh hoax tentang letusan gunung berapi tersebut.
Dia bahkan mengancam kalangan pegawai negeri akan dipotong gajinya jika mereka ikut mengungsi padahal berasal dari desa-desa di luar zona evakuasi 12 kilometer di sekitar Gunung Agung.
Sementara itu sekitar 30 ribu dari 185 ribu total pengungsi kini hidup bersama kerabat dan keluarganya. Menurut dia, sisanya tinggal di tempat-tempat evakuasi yang tersebar di seluruh Pulau Bali.
Gubernur Pastika mengatakan pihaknya akan mengeluarkan kartu identitas untuk membantu mengelola krisis secara lebih baik. Pengungsian itu telah berlangsung selama tiga minggu - dan belum jelas bagaimana akhirnya.
Gunung Agung masih mengeluarkan uap dan getaran hampir 1.000 kali gempa setiap hari. Para ahli vulkanologi mengatakan bahwa hal itu merupakan pertanda gunung ini bisa meletus setiap saat.
Evakuasi desa-desa di sekitar Gunung Agung sebagian didorong oleh pengalaman letusan gunung berapi tahun 1963, ketika lebih dari 1.100 warga meninggal akibat letusan gunung tersebut.
Diterbitkan oleh Farid M Ibrahim dari artikel ABC News di sini.