REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Gerakan Hamas dan Fatah merilis sebuah pernyataan bersama, tak lama setelah berakhirnya perundingan rekonsiliasi pada hari pertama antara dua faksi Palestina yang bersaing ketat itu.
Mereka mengatakan, atmosfir perundingan rekonsiliasi itu positif. Perundingan berlangsung di Kairo hampir 10 jam di bawah sponsor Mesir.
"Kami berterima kasih kepada Mesir atas sponsornya dalam mencapai rekonsiliasi ini. Kami berharap dapat melanjutkan pembicaraan lagi dengan semangat tinggi yang sama," bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir Maan News, Rabu, (11/10).
Beberapa topik yang dilaporkan dibahas antara lain mengangkat penderitaan dan beban warga di Palestina dan mengurangi kesulitan kehidupan di Jalur Gaza. Meskipun belum ada keputusan nyata.
Sebelumnya kantor berita resmi Wafa melaporkan pejabat Fatah mengatakan, dalam agenda perundingan tersebut akan membahas bagaimana memberdayakan Otoritas Palestina yang dipimpin Fatah di Gaza. Ini setelah pengambilalihan kekuasaan pemerintah minggu lalu dari Pemerintahan de facto Hamas.
Hamas telah sepakat untuk menyerahkan kontrol administratif Jalur Gaza ke Otoritas Palestina awal bulan ini untuk membuka jalan bagi rekonsiliasi dengan Fatah.
Hamas terlibat dalam konflik dengan Fatah sejak kemenangan pemilihannya dalam pemilihan legislatif di tahun 2006, yang memicu kekerasan konflik antara kedua gerakan tersebut.
Menurut Wafa, pejabat Fatah sangat fokus atas pengalihan kekuasaan dan kontrol penyeberangan perbatasan Gaza dari Hamas ke Fatah dalam dua minggu ke depan. Topik seperti pemilihan nasional, keamanan, sistem peradilan dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) juga akan dibahas di Kairo.