REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Kamis (12/10), menyatakan akan menarik negaranya dari badan pendidikan dan kebudayaan PBB UNESCO. Keputusan ini diambil tak lama setelah Amerika Serikat (AS) melakukan hal serupa.
AS, pada Kamis, telah mengatakan akan mengundurkan diri dari keanggotaan UNESCO. Salah satu alasan AS mengeluarkan diri dari badan tersebut adalah karena mereka menganggap UNESCO bias dan anti-Israel.
Keputusan AS tersebut disesalkan oleh Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova. "Pada saat konflik terus mencabik masyarakat di seluruh dunia, sangat disayangkan AS menarik diri dari badan PBB yang mempronosikan pendidikan untuk perdamaian dan perlindungan budaya yang diserang," ujar Bokova.
Kendati demikian, Israel mengapresiasi keputusan AS menarik diri dari keanggotaan UNESCO. Netanyahu menilai, langkah tersebut sangat berani dan bermoral.
Dalam sebuah cicitan di akun Twitter pribadinya, Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan mengikuti jejak AS dan segera hengkang dari UNESCO. "Saya telah menginstruksikan kementerian luar negeri untuk mempersiapkab penarikan Israel, sejajar dengan AS," katanya, seperti dikutip laman BBC.
AS diketahui pernah menahan dana untuk UNESCO sejak 2011. Hal tersebut dilakukan setelah UNESCO mengakui Palestina sebagai anggota penuh. Sedangkan AS dan Israel termasuk 14 negara dari 194 anggota UNESCO yang memilih tak mengakui Palestina dan rakyatnya.