Sabtu 14 Oct 2017 02:41 WIB

Banyak Tomat Dibuang karena tidak Memenuhi Syarat

Rep: Kallee Buchanan dan Jennifer Nichols/ Red:
abc news
abc news

Penelitian di Australia menyebutkan bahwa karena persyaratan yang tinggi dari supermarket atas buah yang bagus, membuat banyak tomat yang sebenarnya masih bagus harus dibuang oleh petani.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Sunshine Coast mengatakan bahwa 7-84 persen tomato yang bagus dan bisa dimakan ditinggalkan di ladang karena tidak memenuhi persyaratan supermarket pembeli.

Salah seorang mahasiswa yang melakukan penelitian Tara McKenzie mengatakan pada awalnya dia ingin mengetahui bagaimana proses pembelian produk pertanian oleh supermarket dari petani.

"70 persen produk yang dibuang terjadi di ladang." katanya. "Jelas sekali petani tidak akan memanen semua produk mereka karena produk itu tidak memenuhi standar yang disyaratkan oleh supermarket."

Penelitian dilakukan terhadap dua jalur pasokan yang berasal dari pertanian tomat asal Bundaberg di Queensland, satu yang dikirim ke Brisbane, dan satu lagi ke supermarket lokal.

McKenzie mengatakan hanya sekitar 45-60 persen dari keseluruhan panen tomat itu mencapai konsumen. "Dalam setiap jaringan, dari panen, pemilihan buah sampai ke tempat penjualan, tomat bentuknya agak aneh, atau yang terlalu kecil, atau terlalu besar akan ditolak." katanya.

"Kuasa yang dimiliki oleh supermarket untuk menerapkan apa yang mereka inginkan dan menolak produk dari satu palet, hanya berdasarkan satu buah yang tidak bagus, memberikan mereka kuasa yang sangat besar atas petani dan pedagang perantara."

A woman in a white shirt eating a tomato in a field
Tara McKenzie

Supplied: University of the Sunshine Coast

McKenzie mengakui bahwa penelitian dilakukan ketika musim panen tomat di kawasan Queensland sedang berada di puncak, dengan produk yang berlimpah.

Namun dia mengatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan banyak produk yang tidak sampai ke pasaran karena tidak memenuhi syarat tidak terjadi di industri tomat saja.

Kecenderungan mengkhawatirkan bagi keamanan pangan

Peneliti lain Lila Singh-Peterson mengawasi penelitian sebagai bagian dari penelitian lebih luas mengenai sistem pertanian di Australia.

"Ada kecenderungan yang mengkhawatirkan. Contohnya sejak tahun 1970-an terjadi 30 persen penurunan ladang pertanian, 40 persen penurunan jumlah petani, dan 20 persen penurunan area untuk ditanam." katanya.

rows of unpicked tomatoes in a field
Tomat yang tidak dpanen dan dibiarkan membusuk di ladang.

Supplied: University of the Sunshine Coast

Dr Singh-Peterson mengatakan ini semua mengarah kepada masa depan yang kurang aman bagi keamanan pangan Australia dan dia mengatakan diperlukan campur tangan pemerintah untuk membalikkan keadaan.

"Kalau kita lihat berapa banyak dukungan pemerintah terhadap petani di beberapa negara, di Australia sedikit sekali." katanya.

"Di Norwegia contohnya, 61 persen total pendapatan pertanian datang dari pemerintah, karena pemerintah betul-betul mengakui bahwa pertanian memiliki hubungan dengan warisan budaya, dengan identitas mereka."

"Tampaknya mereka menghargai pertanian tidak sekedar sebagai kemampuan memproduksi makanan, sesuatu yang tidak terjadi di Australia."

Jawaban dari supermarket

ABC menghubungi tiga jaringan supermarket terbesar di Australia Coles, Woolworths dan Aldi untuk mendapat reaksi mereka atas penelitian tersebut.

Dalam pernyataannya, seorang juru bicara Coles mengatakan produk yang tidak memenuhi standar supermarket biasanya dijual ke tempat lain sehingga bahannya bisa digunakan di produk lain.

"Sebagai contoh tomat sun-dried kami mendapatkan pasokan dari petani di Bowen dan Bundaberg di Queensland." katanya.

tomatoes on the ground between rows
Sisa tomat setelah panenan yang dibuang begitu saja.

Supplied: University of the Sunshine Coast

Juru bicara tersebut mengatakan Coles bekerja sama dengan petani untuk menerapkan standar yang bisa diterima semua pihak, dan juga untuk buah yang kurang bagus dijual dalam bentuk smoothies atau untuk anak-anak.

"Coles juga bekerja sama dengan lembaga amal termasuk SecondBite dan FoodBank untuk membagikan produk yang mungkin dibuang menjaid makanan yang bergizi bagi mereka yang membutuhkan."

"Kami sudah menyumbangkan 10 juta kilogram bahan makanan segar, menyediakan 20 juta porsi makanan bagi komunitas sejak kerjasama kami dengan SecondBite dimulai tahun 2011."

Juga mengirimkan pernyataan, juru bicara Aldi Australia mengatakan standrar produk dibuat untuk memastikan kebutuhan konsumen terpenuhi.

"Di tahun 2014, kami meluncurkan produk baru dalam kategori produk segar yang menggunakan proporsi lebih besar dari hasil panen, dimana sebelumnya produk ini biasanya dibuang atau dibuat jus." katanya.

"Di seluruh Australia, sejak tahun 2015, Aldi sudah memindahkan sekitar 6 ribu ton dari kemungkinan dibuang dengan menyumbangkan ke organisasi amal."

Seorang juru bicara Woolworths mengatakan sejak peluncuran inisiatif membeli produk yang kurang sempurna sejak dua tahun lalu, perusahaan tersebut sudah membeli 78 juta kilogram buah-buahan yang kurang bagus, termasuk 6,7 juta kilogram tomat.

""Woolworths terus berusaha mencari cara baru bekerjasama dengan petani guna menyediakan buah dan sayuran segar yang bisa dijangkau harganya oleh konsumen." kata juru bicara Woolworths.

Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement