Sabtu 14 Oct 2017 04:07 WIB

AS Berhasil Komunikasi dengan Korut?

Rep: Caitlyn Gribbin/ Red:
abc news
abc news

Menurut Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, Amerika Serikat (AS) telah mengembangkan metode "canggih" untuk berkomunikasi dengan Korea Utara (Korut) mengenai program nuklir dan rudalnya.

Menlu AS, Rex Tillerson, telah mengungkap bahwa AS melakukan komunikasi langsung dengan Pyongyang, namun Presiden Donald Trump telah mengatakan kepadanya untuk tidak menyia-nyiakan waktu untuk bernegosiasi dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

"Saya katakan kepada Rex Tillerson, Menlu kami yang luar biasa, bahwa ia menyia-nyiakan waktunya untuk mencoba bernegosiasi dengan si Little Rocket Man (pria roket kecil)," tulis Trump di Twitter, dengan menggunakan julukan sarkastik untuk Kim Jong-un.

Komentar Trump itu muncul setelah Tillerson mengatakan kepada sekelompok kecil wartawan akhir pekan lalu bahwa AS sedang menyelidiki Korea Utara untuk mengetahui apakah mereka tertarik untuk berdialog. "Kami sedang menyelidiki, jadi tunggu saja," sebutnya.

Tillerson mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki “beberapa saluran yang terbuka untuk Pyongyang".

Seorang pejabat senior AS, yang meminta penjelasan mengenai postingan Twitter Trump, meremehkan pentingnya saluran komunikasi tersebut.

Namun Menteri Luar Negeri Julie Bishop, kini, telah secara efektif membatalkan pengiriman delegasi Australia ke negara semenanjung Korea itu, seraya mengonfirmasi bahwa AS berhasil untuk berkomunikasi dengan negara tersebut. "Saya percaya bahwa Amerika Serikat cukup maju dalam berkomunikasi dengan Korea Utara," kata Menlu Bishop.

Ia telah menolak saran agar Kedutaan Australia di Pyongyang, yang telah ditutup sejak 1974, bisa dibuka kembali. "Kami bekerja sama dengan negara-negara lain yang memiliki perwakilan di Pyongyang, tapi saya yakin mereka memiliki keberhasilan terbatas dalam berhubungan dengan rezim tersebut," sebutnya.

Peringatan adanya uji coba rudal

Menlu Bishop dan Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, mengunjungi Korea Selatan minggu ini, untuk menangani upaya Korea Utara dalam meneruskan program nuklir dan misilnya. Menlu Bishop mengatakan, ada kekhawatiran nyata bahwa Korea Utara bisa menggunakan pertemuan dengan pejabat senior Cina minggu depan untuk melakukan uji coba rudal lainnya.

Kongres Partai Komunis ke-19 akan diadakan di Beijing pada hari Rabu (18/10) dan delegasi yang hadir akan memutuskan kebijakan pemerintah dan memilih pejabat untuk memimpin negara Tirai Bambu tersebut selama lima tahun ke depan.

"Korea Utara bisa menggunakan kesempatan itu untuk mempermalukan Cina lebih jauh dengan melakukan uji coba nuklir lagi atau melepaskan rudal balistik lainnya," kata Menlu Bishop.

"Tampaknya ada beberapa pola perilaku Korea Utara dalam melakukan tes ilegal ini yakni pada saat yang sama ketika Cina memamerkan bangsanya di panggung dunia."

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement