REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA -- Sedikitnya 100 militan dari ISIS menyerahkan diri kepada pasukan Angkatan Darat Suriah yang didukung AS di Kota Raqqa, Suriah, pada Jumat (13/10). Omar Alloush dari Dewan Sipil Raqqa, tidak memberikan rincian bagaimana 100 militan tersebut menyerah.
Namun ia mengatakan, pertempuran saat ini dilaporkan masih berlangsung di beberapa bagian kota yang pernah jadi ibukota de facto kekhalifahan ISIS tersebut. Sejumlah warga sipil termasuk wanita dan anak-anak telah melarikan diri dari beberapa wilayah kekuasaan ISIS yang masih tersisa di Raqqa.
Angkatan Darat Suriah yang didukung AS telah melakukan serangan di Raqqa sejak awal Juni lalu. Sejauh ini, mereka telah berhasil merebut kembali lebih dari 80 persen kota di bawah bantuan serangan udara koalisi pimpinan AS.
"Masih ada militan, tapi wilayah yang mereka kendalikan semakin kecil," kata Mohammed Khedher dari Sound and Picture Organization, yang melacak kekejaman ISIS di Irak dan Suriah, dikutip Al-arabiya.
Sebuah rekaman video yang dirilis oleh Kurdish Mezopotamya Medya yang berbasis di Turki menunjukkan, penduduk lokal yang ketakutan mengambil keuntungan dari perlambatan pertempuran dan serangan udara oleh koalisi pimpinan AS untuk melarikan diri.
Perlambatan ini dilakukan untuk melakukan evakuasi yang aman untuk sekitar 4.000 warga sipil yang masih terjebak di kota tersebut. "Ini suamiku, kami warga sipil!" Teriak seorang wanita, yang takut saat Pasukan Demokratik Suriah akan membawanya pergi.
"Tuhan lebih kuat dari mereka (ISIS)," teriak wanita lain, sambil mencengkeram Alquran besar di tangannya.
Seorang pria tua lainnya berjalan tertatih-tatih, memohon diberikan air minum. Setelah minum dari botol yang diserahkan kepadanya, dia merebahkan diri di tanah karena kelelahan.
Koalisi pimpinan AS mengatakan, militan ISIS menahan beberapa warga sipil untuk digunakan sebagai perisai manusia. Mereka mencegah warga untuk melarikan diri saat pertarungan memasuki tahap akhir.
Kota yang berada di tepi Sungai Efrat tersebur telah rusak parah akibat pertempuran. Para aktivis melaporkan, lebih dari 1.000 warga sipil telah terbunuh di sana sejak Juni lalu.
ISIS masih mengendalikan stadion kota yang diyakini telah diubah sebagai penjara yang dijalankan oleh para ekstremis. Selain itu, ISIS juga menguasai Rumah Sakit Nasional dan daerah kecil di utara Raqqa.