REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA -- Militan ISIS Suriah dilaporkan akan keluar dari Raqqa dan merelokasi markasnya setekah negosiasi dengan pejabat dan suku setempat. Dalam beberapa waktu terakhir, ISIS semakin terjepit. Saat ini pasukan yang didukung AS menuju kota tersebut untuk mengambil alih kota tersebut.
Juru Bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Talal Silo mengatakan, pejuang asing ISIS akan dibuat untuk menyerah atau mati. Namun ia tak menyebutkan kapan soal evakuasi militan Suriah. Sebuah koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS di Suriah dan Irak secara khusus mengesampingkan keluarnya militan asing tersebut.
Mereka juga memperingatkan dan menentang kesepakatan yang memungkinkan anggota ISIS keluar dengan selamat tanpa menghadapi peradilan hukum.
Namun anggota Dewan Sipil Raqqa, Omar Alloush mengatakan, evakuasi yang dilakukan ISIS tersebut mencakup militan asing. "Ini akan berlangsung semalam sampai Ahad," katanya seperti dilansir Aljazirah, Ahad, (15/10).
Militan ISIS akan membawa sekitar 400 warga sipil sebagai perisai manusia. "Bagi para komandan SDF, apakah militan asing pergi dalam beberapa jam mendatang atau tidak, mereka yakin kontrol penuh Kota Raqqa hanya beberapa jam lagi," kata Hashem Ahelbarra, wartawan Aljazirah dari Antakya, di Turki dekat perbatasan Suriah.
"Mereka mengatakan bahwa mereka bisa secara resmi memasuki Kota Raqqa malam ini," ujar Ahelbarra.
Kekalahan terakhir ISIL di Raqqa akan menjadi tonggak sejarah dalam upaya menghancurkan gerakan yang diumumkan ISIS pada 2014 di Suriah dan Irak.
Kelompok tersebut menguasai Raqqa pada 2014, kota pertama berada di bawah kendali penuhnya. Raqqa menjadi identik dengan pelanggaran terburuk ISIS, dan terkenal sebagai pusat perencanaan serangan teroris ke luar negeri.n