Sebuah laboratorium forensik berskala kecil milik pemerintah di Perth, Australia Barat telah menjadi salah satu pelopor di dunia dengan mimpi yang besar, setelah berhasil mengembangkan suatu alat berteknologi baru untuk memecahkan kasus kejahatan yang kuno.
ChemCentre - berbasis di Curtin University - memiliki satu dari hanya dua database serat di dunia, satu pusat database lainnya berada di Belgia. Basis data ini berisi sekitar 20 ribu sampel serat dari berbagai macam sumber termasuk tanah, pakaian dan mobil, dan digunakan untuk meningkatkan penyelidikan polisi.
Saat ini pakar kimia forensik dari ChemCentre, John Coumbaros, sedang mendorong sebuah rencana untuk memperluas basis data ini ke tingkat nasional, sehingga memungkinkan penyidik di seluruh Australia menggunakan basis data ini sebagai alat utama dalam alat pemecahan kejahatan yang mereka lakukan. "Kami ingin melihat basis data ini sebagai alat internasional, sebuah database internasional," kata Dr Coumbaros.
Serat sering menjadi bagian penting dari sebuah bukti dalam kasus di pengadilan dan dapat menghubungkan korban dengan seorang tersangka atau tempat kejadian perkara (TKP). "Jika seorang korban diangkut dengan sebuah kendaraan, akan ada perpindahan serat dari pakaian korban ke kendaraan bermotor tersebut dan begitu juga terjadi perpindahan dari kendaraan ke korban," katanya.
"Sehingga perpindahan dua arah ini dari perspektif bukti menjadi sangat penting."
Teknologi melawan kejahatan mikroskopis
Teknologi baru telah membantu ilmuwan forensik menganalisa sifat ataupun karakter dari serat-serat itu lebih akurat, sehingga menjadikan bukti mereka menjadi semakin kuat.
Misalnya, warna-warna kuat sekarang dianalisis oleh komputer, dan memberikan hasil yang lebih tepat dibandingkan dengan metode yang lama di mana para ilmuwan akan membuat penilaian subjektif. "Serat telah menjadi hal yang penting dalam ilmu forensik selama bertahun-tahun," kata Dr Coumbaros.
"Apa yang sekarang kami terapkan adalah beberapa alat baru yang memungkinkan kami memperkuat bukti dari perspektif statistik."
Database ini membawa langkah ini lebih jauh dengan mendigitalkan dan menyimpan data analisis tingkat tinggi tersebut. Dengan demikian dapat membantu polisi untuk segera mempersempit penyelidikan dan mengidentifikasi hubungan yang lebih kuat antara tersangka dan korban.
Database serat ini pertama kali didirikan setelah mereka harus memproses lebih dari 4.400 serat sebagai bagian dari tinjauan kasus yang dibekukan. "Kami pikir, 'pasti ada cara yang lebih cerdas untuk memproses data ini, cara yang lebih cepat'," katanya.
Pita berperekat
Tetapi bahkan dengan teknologi baru ini, pekerjaan membangun database serat yang dilakukan selama tujuh tahun terakhir ini telah menjadi suatu pekerjaan yang intens dan melelahkan, yang dibantu oleh beberapa perangkat kuno yang memang sengaja dipilih.
Dr Coumbaros menunjukkan bagaimana ia mengumpulkan serat-serat dari sebuah kaos berwarna merah dengan menutupinya dengan pita lengket.
Setelah melepaskan setiap potongan pita perekat yang berfungsi memerangkap serat, dia memindahkannya ke lembar transparansi - dari overhead proyektor masa kini - untuk dilihat di bawah mikroskop. Setelah mengidentifikasi serat asing, ia kemudian menggunakan alat teknologinya untuk menilai sifat warna, fisik dan zat-zat yang berpendar.
Ini adalah proses yang berulang berkali-kali oleh timnya, dengan laboratorium menciptakan sekitar 100 slide sehari. Tapi yang mendorong ilmuwan-ilmuwan ini adalah momen "a-ha" yang hanya sesekali terjadi, di mana mereka menemukan adanya kecocokan yang penting diantara serat-serat itu dan serat yang berada di balik suatu kejahatan.
"Pekerjaan yang kami lakukan memang terasa sangat memuaskan," kata Dr Coumbaros. "Kami berkontribusi untuk membantu polisi dan masyarakat secara umum. Memecahkan kejahatan itu sangat memuaskan."
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.