REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Hillary Clinton melontarkan serangan terhadap pendiri website WikiLeaks Julian Assange, menyebutnya sebagai "alat intelijen Rusia" yang melakukan pekerjaan bagi "diktator" Vladimir Putin.
Dalam wawancara eksklusif dengan program Four Corners ABC News Australia, Hillary menuduh Assange berkolusi dengan operasi intelijen Rusia untuk mengganggu Pilpres AS dan merusak pencalonannya sebagai presiden.
"Assange menjadi oportunis nihilistik yang melakukan pekerjaan bagi seorang diktator," katanya.
"Ssangat disayangkan WikiLeaks telah menjadi anak perusahaan intelijen yang sepenuhnya dimiliki Rusia," ujarnya.
Hillary mengatakan operasi terhadapnya diatur oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. "Saya kira niat mereka datang dari atas dimana Putin bermaksud menyakiti saya dan membantu Trump," katanya.
Pada Januari lalu, komunitas intelijen AS menyimpulkan bahwa Putin memerintahkan kampanye untuk mendiskreditkan Hillary dan "jelas mendukung" lawannya.
"Komunitas intelijen kami dan pengamat Rusia dan Putin lainnya menyatakan dia dendam kepada saya karena sebagai Menlu, saya menentang beberapa tindakannya, otoritarianismenya," kata Clinton.
"Tapi hal ini jauh lebih besar dari itu. Dia ingin mengacaukan demokrasi. Dia ingin melemahkan Amerika. Dia ingin mengejar aliansi Atlantik dan kami menganggap Australia sebagai bagian dari (aliansi) itu," tuturnya.
WikiLeaks menerima ribuan email yang diretas dari akun yang terkait dengan kampanye kubu Demokrat yang diduga dicuri oleh operator Rusia. Website ini merilis email tersebut selama periode empat bulan menjelang Pilpres AS 2016.
Assange membantah bahwa email tersebut berasal dari Pemerintah Rusia atau pihak "negara" lainnya.
Membantu Trump
Hillary berpendapat perpaduan WikiLeaks dan operasi Rusia telah menyebabkan kerugian baginya dalam persaingan ketat di Pilpres.
"Ada operasi bersama antara WikiLeaks dan Rusia dan kemungkinan besar orang-orang di Amerika Serikat untuk ... memanfaatkan informasi tersebut, mengarang cerita, kisah aneh dan sering mengerikan yang sebenarnya tanpa dasar ... yang digunakan untuk merendahkan saya, kampanyeku, mereka yang mendukung saya, dan membantu Trump," katanya.
"Saya kalah electoral collage sekitar 77.000 (suara), dan yang kami temukan pastilah ada bantuan sangat canggih yang dipasok ke WikiLeaks ... dalam mengetahui bagaimana menyampaikan pesan penindasan dan pesan negatif mereka dalam mempengaruhi pemilih," paparnya.
Hillary menunjuk contoh bagaimana rilis WikiLeaks dilakukan untuk memberikan dampak maksimum atau mengalihkan perhatian dari skandal kampanye Trump. Misalnya, pukul 16.00 sore pada tanggal 7 Oktober, surat kabar Washington Post menerbitkan rekaman Hollywood Access 2005 berisi komentar cabul Donald Trump tentang pelecehan seksual terhadap wanita.
"Saya bahkan tidak menunggu. Bila Anda seorang bintang, mereka membiarkan Anda melakukannya. Anda bisa melakukan apa pun ... pegang bagian vagina mereka," kata Trump dalam rekaman itu.
Kurang dari satu jam kemudian, WikiLeaks merilis lebih dari 2.000 email akun pribadi pemimpin kampanye Pilpres Hillary, John Podesta. Hillary mengatakan dibukanya email ini telah menepiskan dampak rekaman tersebut.
"Hal itu tertutupi secara dramatis dan penuh selama sekitar 48 jam," katanya.
"WikiLeaks, yang muncul di dunia kita menjanjikan informasi tersembunyi, menjanjikan semacam rahasia yang mungkin berpengaruh, merupakan respon sangat cerdik dan kejam terhadap rekaman Hollywood Access," paparnya.
"Dan saya tidak meragukan lagi adanya komunikasi jika bukan koordinasi untuk membuka hal itu pertama kalinya sebagai tanggapan terhadap rekaman Hollywood Access," ujar Hillary.
Sejarah antara Hillary dan Assange
Hillary mengatakan tindakan WikiLeaks dimotivasi oleh ketidaksukaan secara pribadi dari Julian Assange terhadap dirinya. "Saya memiliki banyak sejarah dengan dia karena saya adalah Menlu saat WikiLeaks merilis banyak informasi sensitif dari Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan kami," katanya.
Namun dia mengatakan WikiLeaks telah kehilangan segala legitimasinya.
"Jika dia itu martir untuk kebebasan berbicara, mengapa WikiLeaks tidak menerbitkan apapun yang keluar dari Rusia? Anda tidak melihat informasi negatif merusak mengenai Kremlin di WikiLeaks," katanya.
Hari Senin (16/10) pagi, Assange menjawab tuduhan Hillary Clinton. "WikiLeaks memiliki rekor tanpa cacat dalam akurasi," katanya dalam postingan di akun Twitter.
Dia menambahkan bahwa Hillary bukanlah orang yang kredibel dan menambahkan bocoran terakhir mengenai Rusia dirilis tiga minggu yang lalu.
Hillary memperingatkan serangan siber kini telah menjadi hal biasa. "Kita harus terbiasa dengan gagasan bahwa serangan siber adalah bentuk pencurian baru yang sangat canggih dan sangat rumit," katanya.
"Ini merupakan pendahuluan terhadap apa yang akan kita lihat seterusnya dalam perpolitikan kami atau perpolitikan Anda atau perpolitikan negara demokrasi manapun, kecuali jika kita mengetahui cara mengatasinya, serta mencegah dan menguranginya," katanya.
Interview lengkap dengan Hillary Clinton disiarkan di ABC TV Senin malam Pukul 8.30 AEST. Selain itu juga akan live di Four Corners Facebook page dan tersedia di ABC listen app.
Diterjemahkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News di sini.